ADVERTORIALKesehatan

Pentingnya Imunisasi untuk Pencegahan Stunting

×

Pentingnya Imunisasi untuk Pencegahan Stunting

Sebarkan artikel ini
Petugas puskesmas saat melakukan imunisasi BIAN di salah satu sekolah di Banda Aceh [Foto/Dok Camat Kuta Alam]

Habanusantara.net, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak janin hingga bayi umur dua tahun.

Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya stunting, seperti halnya kurangnya kebersihan lingkungan, minimnya akses air bersih, serta buruknya fasilitas sanitasi.

Kurangnya kebersihan lingkungan membuat tubuh bekerja ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi.

Masalah kurang gizi kronis pada balita menjadi salah satu problem serius di Indonesia.

Berdasarkan survei Status Gizi Balita Indonesia (SGBI), angka stunting di Indonesia berada pada 27,67 persen pada 2019. Angka ini turun ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai 30,8 persen.

Meski mengalami penurunan, angka tersebut dinilai masih tinggi. Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.

Presiden Joko Widodo pun menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024. Guna mencapai target itu, pemerintah menaikkan percepatan penurunan angka stunting 2,7 persen per tahun.

Sebenarnya, stunting dapat dicegah dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil sampai pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan. Selanjutnya, pencegahan dilakukan dengan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

Tak lupa, ibu juga dapat mencegah stunting dengan membawa balita ke pos pelayanan terpandu (posyandu) secara rutin, meningkatkan fasilitas sanitasi, menjaga kebersihan lingkungan, dan memenuhi kebutuhan air bersih.

 

Imunisasi dukung pencegahan stunting

 

Selain pemenuhan kebutuhan gizi, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan imunisasi.

Imunisasi merupakan salah satu tindakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Sementara menurut WHO, imunisasi adalah proses yang membuat seseorang menjadi kebal atau resisten terhadap penyakit menular.

Imunisasi secara garis besar memiliki tiga manfaat, yakni melindungi anak dari risiko kematian, efektif mencegah penyakit, dan melindungi orang lain. Dengan demikian, imunisasi penting dilakukan bagi anak-anak.

Setelah mendapatkan imunisasi, sistem imun anak bekerja lebih baik melawan bakteri, virus, serta kuman penyebab penyakit. Sementara, anak yang tidak diimunisasi berisiko lebih besar tertular penyakit berbahaya dan mengalami komplikasi parah.

Imunisasi juga memberikan dampak lebih luas pada kesehatan masyarakat. Pasalnya, imunisasi mampu menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. Dengan demikian, imunisasi tidak hanya dapat melindungi orang yang mendapat imunisasi, tetapi juga bermanfaat untuk anak yang tidak menerima imunisasi.

Semakin banyak anak yang mendapat vaksin, penyebaran penyakit dapat semakin ditekan. Hal ini membuat anak yang tidak mendapatkan imunisasi bisa terlindungi.

 

Imunisasi dasar yang wajib untuk anak

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017 menyebutkan bahwa terdapat lima imunisasi yang wajib diberikan orang tua kepada bayi sebelum berusia 1 tahun.

Pertama, imunisasi hepatitis B. Imunisasi ini berguna mencegah penyakit hepatitis B. Pasalnya, anak yang menderita penyakit ini berisiko mengalami kegagalan fungsi hati dan kanker hati saat dewasa. Imunisasi ini juga berfungsi mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak selama proses persalinan.

Untuk diketahui, pemberian vaksin hepatitis B pertama bisa dilakukan 12 jam setelah bayi lahir. Selanjutnya, pemberian imunisasi kedua dianjurkan pada jarak 4 minggu dari imunisasi pertama. Adapun jarak imunisasi ketiga minimal dua bulan atau lima bulan setelah imunisasi kedua. Bila anak belum mendapat imunisasi hepatitis B sejak bayi, orangtua bisa berkonsultasi dengan dokter anak.

Kedua, imunisasi polio yang berfungsi mencegah penyakit saraf poliomielitis karena dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

Imunisasi polio diberikan sebanyak lima kali pada anak saat berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, dan 5 tahun. Bila imunisasi terlambat diberikan, vaksin harus tetap dilakukan sesuai anjuran dokter anak.

Ketiga, imunisasi Bacillus Calmette–Guérin (BCG). Imunisasi ini diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) berat, mulai dari TBC paru, TBC otak, TBC ginjal, hingga TBC tulang. Penyakit ini bisa menyebabkan cacat hingga kematian

Adapun pemberian imunisasi BCG diberikan sebanyak satu kali saat anak berusia dua sampai tiga bulan. Jika vaksin BCG diberikan setelah usia 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.

Keempat, imunisasi campak yang dapat mencegah penyakit campak berat beserta dampaknya, seperti diare, kurang cairan berat, serta radang paru (pneumonia) yang dapat menyebar ke selaput otak dan menyebabkan cacat.

Pemberian imunisasi campak dilakukan sebanyak dua kali, yakni saat anak berusia 9 bulan lalu dilanjutkan saat anak berusia 5 tahun. Bila melewati usia itu, anak tetap bisa mendapatkan vaksin dengan berkonsultasi ke dokter anak.

Terakhir, imunisasi pentavalen (DPT-HB-HiB). Imunisasi ini bisa mencegah penyakit tetanus, difteri, pertusis, hepatitis B, pneumonia (radang paru), dan meningitis (radang selaput otak).

Imunisasi pentavalen diberikan sebanyak empat kali, yakni saat bayi berusia usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan. Bila imunisasi terlambat diberikan, lanjutkan imunisasi sesuai jadwal dengan mengikuti rekomendasi dokter.

 

Tuntaskan BIAN

Kecamatan Kuta Alam tuntaskan Pelaksanaan Monitoring Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk campak dan rubella yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam Wilayah Kecamatan Kuta Alam yakni Puskesmas Lampulo dan Puskesmas Kuta Alam.

Target penerima imunisasi dari siswa/siswi Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam wilayah Kecamatan Kuta Alam.

Camat Kuta Alam Arie Januar, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada pihak Puskesmas Lampulo dan Puskesmas Kuta Alam yang telah berusaha maksimal dalam menyelesaikan pelaksanaan BIAN untuk usia anak sekolah yang juga turut dipantau dan dilakukan pendampingan oleh pihak kecamatan melalui Kasi Keistimewaan Aceh dan Kessos Kecamatan Kuta Alam, Marlina AR.

Berdasarkan hasil monitoring, jumlah anak yang mendapatkan imunisasi masih dibawah target. Oleh karena itu kedepan camat mengharapkan pihak puskesmas dapat terus mengedukasi para masyarakat dan orang tua khususnya mengenai perihal pentingnya imunisasi, memahami manfaat imunisasi dan dapat turut aktif melaksanakan vaksinasi sehingga cakupan imunisasi dapat mencapai target kedepannya.

Arie menambahkan kegiatan ini turut menyukseskan program yang dicanangkan oleh KEMENKES RI untuk menutup kesenjangan imunitas kesehatan dimasyarakat akibat dampak dari pandemi covid 19.

“Perlu dukungan dari semua pihak dan sosialisasi efektif dari para petugas kesehatan untuk saling bekerja sama menyukseskan imunisasi anak untuk mencapai target nasional,”tutupnya[ADV]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
Headline

Habanusantara.net – Indonesia kembali mencatat 72 kasus terbaru Covid-19 yang tersebar di berbagai wilayah. Virus tersebut disebut kembali menunjukkan tren peningkatan sejak Januari hingga awal Juni 2025. Pemerintah Indonesia melalui…

close