Haba Nusantara.net, Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan.
Menurut Riki Sartika, Penanggung Jawab Gizi Dinas Kesehatan Aceh Tenggara, stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari standar usianya.
“Penyebab utama stunting meliputi kurangnya asupan gizi selama kehamilan dan masa awal kehidupan anak, infeksi yang berulang, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan,” jelasnya.
Ciri-ciri anak stunting meliputi pertumbuhan tubuh yang terhambat, perkembangan kognitif yang kurang optimal, serta anak tampak lebih lemah dibanding anak seusianya.
Upaya Dinkes
Untuk menekan angka stunting di Aceh Tenggara, Dinas Kesehatan Aceh Tenggara terus meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dan kader serta memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada anak-anak yang membutuhkan.
Penanggung jawab gizi Dinas Kesehatan Aceh Tenggara, Riki Sartika, menyatakan bahwa pemberian PMT berupa pangan lokal serta susu di puskesmas merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menanggulangi stunting.
Riki menambahkan, pelatihan-pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader terus dilakukan, khususnya terkait konseling ibu menyusui, pentingnya ASI eksklusif, dan pemantauan tumbuh kembang anak.
“Kami telah melakukan pelatihan ini untuk meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan, kesadaran dan pengetahuan kader dalam membantu masyarakat mencegah stunting,” jelasnya.
Meskipun demikian, tantangan terbesar dalam upaya penurunan angka stunting adalah masih rendahnya pengetahuan keluarga terhadap pola asuh anak, terutama pemberian makan bagi bayi dan Anak(PMBA)
“Walaupun telah diberikan PMT jika pola asuh kurang baik seperti masih banyak orang tua yang memberi jajanan yang kurang tepat sehingga mengganggu pola makan anak,di samping itu belum maksimalnya peran keluarga dalam membawa anak ke posyandu secara teratur setiap bulan” tambah Riki.
Selama tiga tahun terakhir angka stunting telah mengalami penurunan di Aceh Tenggara, Per September 2024 tercatat 1.240 balita stunting dari 14.154 balita yg di ukur dengan persentase pengukuran 98.1 % dan prevalensi stunting 8,75 persen,
Dinkes Aceh Tenggara terus berupaya agar angka ini bisa ditekan melalui berbagai program kesehatan dan edukasi bagi masyarakat.
Optimalisasi PMT lokal dan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dan kader menjadi strategi utama dalam menekan angka stunting.
“Harapannya, dengan edukasi dan bantuan yang terus kami berikan, angka stunting bisa terus menurun dan balita di Aceh Tenggara bisa tumbuh kembang secara optimal,” pungkas Ricki.
Ajak berikan MP-ASI Kaya Protein Hewani
Selain program PMT, Dinas Kesehatan Aceh Tenggara juga mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani, seperti daging, ayam, ikan, dan telur dinilai sangat penting dalam mendukung pertumbuhan optimal anak.
selain itu juga mengajak orang tua untuk rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak di Posyandu.
“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.
Ia menjabarkan beberapa langkah pencegahan stunting yang dapat dilakukan oleh orang tua, antara lain:
- Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
- Memberikan MP-ASI yang kaya akan nutrisi, terutama protein hewani.
- Rutin setiap bulan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak di Posyandu.
- Memeriksakan status kesehatan balita ke Dokter atau ke Puskesmas jika ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita.
- Melengkapi imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan sesuai jadwal yang ditentukan.
- Memberikan Vitamin A setiap 6 bulan sekali pada balita di Posyandu.
- Memberikan obat cacing pada anak diatas usia 1 tahun di posyandu setiap 6 bulan sekali.
- Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif, motorik, bicara bahasa dan sosial kemandirian anak.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.
- Memberikan air minum yang layak (dimasak) pada balita.
- Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika mengalami sakit.
Dengan berbagai langkah ini, Dinas Kesehatan Aceh Tenggara berharap masyarakat semakin sadar pentingnya kesehatan anak, sehingga angka stunting dapat terus turun di Kabupaten Aceh Tenggara, menjadikan generasi yang sehat dan cerdas untuk bumi Sepakat Segenep.[***]