Kesehatan

Turunkan Stunting, Dinkes Aceh Barat Daya Andalkan PMT

×

Turunkan Stunting, Dinkes Aceh Barat Daya Andalkan PMT

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya( Abdya), Safliati
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya( Abdya), Safliati

Habanusantara.net, Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya karena kekurangan gizi yang berlangsung lama. Ini adalah masalah kesehatan yang serius, terutama di Indonesia, karena dapat mempengaruhi kualitas hidup anak di masa depan.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya, Safliati, stunting merupakan akibat dari kekurangan asupan gizi yang berkepanjangan, sehingga menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan di bawah rata-rata, berat badan rendah, serta sering kali tampak lemah dan mudah sakit.

Penyebab dan Ciri-Ciri Stunting

Safliati menjelaskan bahwa stunting disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pola makan yang tidak seimbang, ketidakmampuan keluarga dalam menyediakan makanan bergizi, serta infeksi yang sering dialami anak di usia dini.

“Kondisi kesehatan ibu selama kehamilan juga turut berpengaruh. Ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan atau mengalami penyakit tertentu dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi yang dilahirkan,” ujar Safliati.

Adapun ciri-ciri anak yang mengalami stunting meliputi tinggi badan yang di bawah rata-rata, pertumbuhan gigi yang lambat, serta kognitif yang terlambat berkembang. Stunting pada anak juga sering kali menyebabkan mereka sulit berkonsentrasi dan lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan di masa dewasa.

Upaya Dinkes Abdya dalam Menurunkan Stunting

Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya (Abdya) mengandalkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai salah satu cara utama untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Safliati menuturkan bahwa PMT merupakan salah satu bentuk intervensi gizi yang bertujuan memberikan tambahan nutrisi kepada anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan. Program ini dirancang untuk anak-anak dengan masalah gizi atau berat badan yang stagnan.

“PMT untuk pencegahan, terutama bagi anak yang mengalami masalah gizi, diberikan selama 90 hari, dan diharapkan bisa membantu mereka mencapai pertumbuhan yang normal,” kata Safliati.

PMT yang diberikan sudah siap dikonsumsi dan diolah oleh kader posyandu dengan pengawasan dari petugas gizi puskesmas, sehingga tidak menyulitkan orang tua dalam proses pemberiannya.

Intervensi Gizi melalui PMT

Program PMT di Abdya dirancang khusus untuk anak-anak yang mengalami masalah pertumbuhan, termasuk anak dengan gizi kurang dan stunting.

Makanan yang diberikan sudah siap dikonsumsi dan telah diolah oleh kader posyandu dengan pendampingan petugas gizi puskesmas.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan yang tepat dan bergizi, tanpa menyulitkan orang tua dalam proses penyajiannya.

“Setiap makanan yang diberikan telah melalui proses pengolahan yang diawasi langsung oleh petugas gizi, sehingga anak-anak hanya tinggal mengonsumsinya. Tidak ada kendala dalam proses ini karena PMT dirancang sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak tersebut,” ujar Safliati.

Penurunan Angka Stunting yang Signifikan

Upaya berkelanjutan dari Dinas Kesehatan Abdya ini mulai membuahkan hasil.

Berdasarkan survei, angka stunting di Kabupaten Abdya pada tahun 2022 mencapai 35,2 persen. Namun, pada tahun 2023, angka tersebut turun signifikan menjadi 27,9 persen.

Penurunan ini mencerminkan keberhasilan berbagai program intervensi yang telah dilakukan, termasuk PMT dan sosialisasi mengenai pentingnya gizi untuk pertumbuhan anak.

“Kami berharap dengan survei yang akan datang, angka stunting di Kabupaten Abdya terus menurun,” harap Safliati.

Kendala dan tantangan

Meskipun program PMT berjalan lancar, Dinas Kesehatan Abdya tetap menghadapi beberapa tantangan. Salah satu kendala utama adalah edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi bagi anak-anak, khususnya bagi mereka yang mengalami stunting.

Sosialisasi terkait pola makan sehat dan gizi seimbang masih menjadi fokus agar para orang tua lebih memahami bagaimana menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak.

“Kami terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada orang tua, terutama tentang jenis makanan yang perlu diberikan kepada anak yang stunting atau gizi kurang. Makanan yang kami berikan sudah siap konsumsi, sehingga diharapkan anak-anak mendapatkan nutrisi yang sesuai,” lanjut Safliati.

Setiap tahun, berbagai upaya terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Abdya untuk menekan angka stunting. Program-program ini didukung oleh pendanaan dari APBN dan dijalankan melalui puskesmas di seluruh wilayah kerja.

Fokus utama Dinas Kesehatan adalah mencegah munculnya kasus stunting baru, sambil terus menangani anak-anak yang sudah mengalami masalah gizi dengan intervensi gizi spesifik.

Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen yang kuat, Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya optimis dapat menurunkan angka stunting di masa mendatang, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik untuk pertumbuhan anak-anak.

Ajak Orang Tua Berikan MP-ASI Kaya Protein Hewani

Dinas Kesehatan Abdya mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani, seperti daging, ikan, dan telur.

Protein hewani penting dalam mendukung pertumbuhan optimal anak.

Safriati menekankan bahwa pemberian MP-ASI yang seimbang sangat penting dalam mencegah stunting.

“Kami selalu mengingatkan orang tua untuk memperhatikan pertumbuhan anak secara rutin. Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Safliati.

Langkah-Langkah Pencegahan Stunting

Safriati juga menguraikan beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah stunting, yang meliputi:

  1. Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
  2. Memperkenalkan MP-ASI yang kaya nutrisi, terutama protein hewani, ketika anak sudah berusia lebih dari enam bulan.
  3. Rutin memeriksakan perkembangan anak ke dokter atau puskesmas untuk memastikan pertumbuhan dan status gizi anak.
  4. Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
  5. Memberikan stimulasi sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
  6. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar anak terhindar dari penyakit.
  7. Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika mereka menunjukkan tanda-tanda sakit.[***]
Tinggal Komentar Anda
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close