ADVERTORIALDisdik

Penuhi Ketersediaan Sarana Sekolah SMA, Disdik Aceh Rehap Musalla dan Tepat Wudhu

×

Penuhi Ketersediaan Sarana Sekolah SMA, Disdik Aceh Rehap Musalla dan Tepat Wudhu

Sebarkan artikel ini
Kepala SMA Negeri 14 Banda Aceh, Amaliawati, memperlihatkan Musalla, Kamis (3/10/2022). (FOTO | DOK IST)

Habanusantara.net, Dinas Pendidikan Aceh terus berupaya memberikan perhatian dan dukungan terhadap ketersediaan sarana dan prasarana Sekolah Menengah Atas (SMA) di Aceh. Sarana dan prasarana dimaksud berupa renovasi Mushalla dan tempat wudhu(MCK) serta pustaka di SMA Negeri 14 Banda Aceh.

Kepala SMA Negeri 14 Banda Aceh, Amaliawati, Kamis (03/10/2022), mengatakan Dinas Pendidikan Aceh sudah merenovasi mushalla dan tempat wudhu dengan anggaran 2023. Selain itu dinas juga menyuplai kebutuhan pustaka, yakni buku-buku mata pelajaran siswa dan buku bacaan lainnya.

Ia mengatakan, SMA Negeri 14 Banda Aceh memang memiliki keterbatasan lahan untuk membangun sarana dan prasarana sekolah. Misalnya, ruangan kelas dijadikan ruangan lab yang menyatu dengan ruangan kelas siswa dan mushalla yang menyatu dengan ruang baca (pustaka). Tak hanya itu, beberapa ruangan kelas juga disulap menjadi ruang guru, serta ruang kepala sekolah dengan dinding menyekat berupa stainless dan kaca.
Amalia juga mengatakan, Dinas Pendidikan Aceh pernah menawarkan membangun kantin sekolah, namun tidak bisa dibangun karena keterbatatasan lahan. Dengan luas lahan sekolah 1584 m2, hal itu dirasa belum cukup menambah sarana seperti kantin dan sebagainya. Oleh karena itu, keterbatasan lahan mengunggah inisiatif dirinya untuk menjadikan beberapa ruangan di sekolah sebagai sarana bagi siswa.

“Memang luas lahan kami terbatas, jadi untuk membangun sarana seperti lab, saya harus berinisiatif dan berinovasi menjadikan kelas itu juga sebagai tempat praktikum siswa. Jadinya mereka juga bisa belajar dalam lab itu sekaligus belajar layaknya ruang kelas,” kata Amaliya.

Atas dasar itu, pihaknya membenahi mushalla dengan pustaka menjadi satu ruangan dengan ukuran 10×6 meter. Sebelumnya, pustaka itu berada satu ruangan dengan lab, tapi hal itu tidak memungkinkan, karena jika pustaka bersatu dengan lab, bisa terindikasi terjadi kebakaran alat-alat kimia dengan buku-buku.

“Dengan ukuran mushalla itu pun masih kecil menampung kapasitas siswa untuk shalat. Jadi siswa ganti-gantian shalatnya, satu kelas bergantian dengan kelas lain, kalau siswinya malah shalat di ruang kelas. Yang penting anak-anak bisa shalat dulu, dan bisa belajar praktikum,” kata Amaliya yang juga guru Fisika ini.

Dia pun berharap ke depannya pihak Disdik Aceh dapat meninjau SMAN 14 Banda Aceh untuk melihat langsung sejumlah sarana dan prasarana lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas belajar siswa.

“Semoga Disdik Aceh ke depannya dapat terus membantu sekolah kami, guna menunjang kebutuhan belajar mengajar di sekolah ini,” harapnya. [adv]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close