ADVERTORIAL

Dinkes: Penderita Obesitas di Aceh Capai 106.044 Jiwa, Begini Cara Pencegahannya

×

Dinkes: Penderita Obesitas di Aceh Capai 106.044 Jiwa, Begini Cara Pencegahannya

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net, Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh memberikan peringatan serius terkait tingginya angka penderita obesitas di wilayah tersebut, yang mencapai 106.044 jiwa. Angka ini menempatkan Aceh di posisi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan statistik nasional.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh, Iman, menjelaskan bahwa jumlah penderita obesitas hampir menyentuh seperempat dari jumlah penderita hipertensi di wilayah tersebut.

“Obesitas disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik dan permasalahan pola makan yang memicu peningkatan lemak dalam tubuh,” ujar Iman dalam konferensi persnya. Ia menyoroti kecenderungan masyarakat untuk lebih memilih duduk di warung kopi daripada berolahraga, meskipun fasilitas olahraga sudah tersedia di setiap kecamatan.

Iman menekankan bahwa penyebab obesitas bisa bervariasi, mulai dari faktor genetik hingga pola gizi yang tidak seimbang. Selain itu, dampak dari obesitas dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti penumpukan lemak berlebih yang meningkatkan risiko kolesterol tinggi, hipertensi, dan melemahkan struktur tubuh.

Safwaliza, seorang ahli gizi yang turut memberikan pandangannya, mengungkapkan bahwa penyebab obesitas juga dapat berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu saat hamil.

Anak-anak yang lahir dari ibu dengan diabetes, misalnya, cenderung memiliki kelebihan berat badan. Ia juga menyoroti pola gizi yang berlebihan pada anak balita sebagai penyebab lainnya.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) dan Dokter Spesialis Gizi Klinis di Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Marisa, menambahkan bahwa obesitas sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dari makanan dan aktivitas fisik.

Pola makan yang tidak sehat, terutama konsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan karbohidrat rendah serat, dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh.

“Memang harga makanan cepat saji murah, namun kalorinya tinggi. Jika tidak diimbangi dengan olahraga, maka lemak dalam tubuh akan menjadi surplus,” jelas Marisa.

Marisa juga mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup sedentari dapat menjadi pemicu obesitas. Meskipun fasilitas olahraga sudah tersedia di Banda Aceh, sebagian masyarakat masih enggan bergerak.

Komplikasi yang timbul akibat obesitas, seperti risiko stroke, diabetes tipe II, hipertensi, dan serangan jantung koroner, menjadikan obesitas sebagai isu kesehatan serius.

Dalam rangka mencegah dan mengatasi obesitas, Marisa menyarankan langkah-langkah seperti menjaga pola makan yang seimbang, mengonsumsi makanan bergizi, dan menghindari makanan cepat saji berkalori tinggi.

Selain itu, aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan kaki beberapa kali dalam seminggu, juga dapat membantu mengontrol berat badan.

Iman menutup konferensi pers dengan mengingatkan pentingnya penanganan obesitas secara holistik. Untuk individu yang sudah terlanjur mengalami obesitas, program penurunan berat badan yang terukur dengan bantuan dokter gizi klinis dapat menjadi langkah yang efektif.

Dinkes Aceh berharap bahwa dengan penekanan pada pola hidup sehat dan peningkatan kesadaran masyarakat, angka obesitas dapat ditekan dan kesehatan masyarakat Aceh menjadi lebih baik di masa depan.

Obesitas adalah kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki badan berlebih, kegemukan dan mengandung banyak lemak pada tubuhnya.

Terdapat bermacam cara untuk melakukan klasifikasi terhadap kegemukan, tetapi metode yang paling banyak digunakan adalah menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Metode ini dilakukan dengan mengukur perbandingan antara berat badan (kilogram) dan tinggi badan (meter) kuadrat.

Bukan sekadar masalah citra tubuh, obesitas adalah masalah medis yang meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kanker.

Ada banyak alasan mengapa banyak orang yang kesulitan menurunkan berat badan. Sebab, obesitas umumnya hasil dari faktor keturunan, fisiologis dan lingkungan.

Kabid P2P Dinas Kesehatan Aceh dr Iman Murahman[Foto/Is]
Kabid P2P Dinas Kesehatan Aceh dr Iman Murahman[Foto/Is]

Kabar baiknya, penurunan berat badan sekecil apapun mampu memperbaiki atau mencegah masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Diet sehat, peningkatan aktivitas fisik, dan perubahan perilaku dapat membantu seseorang menurunkan berat badan.

Penyebab Obesitas

Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan, sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak. Selain itu, pengaruh genetik, perilaku dan hormonal pada berat badan juga menjadi salah satu penyebab obesitas.

Pencegahan Obesitas

Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan, yaitu dengan olahraga harian, diet sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang dimakan dan minum.

Berolahraga secara teratur berupa aktivitas intensitas sedang selama 150 hingga 300 menit seminggu untuk mencegah penambahan berat badan. Kegiatan fisik yang cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang.

Ikuti rencana makan sehat, dengan fokus pada makanan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Makan tiga kali sehari dengan camilan terbatas.

Awasi dan pelajari makanan sehari-hari dan selalu berat badan secara teratur dan konsisten. Proses menurunkan berat badan tidak mudah dan singkat, serta penerapan pola hidup sehat juga tidak boleh dijadikan sementara.

Hal yang terpenting adalah memiliki pola pikir bahwa gaya hidup sehat harus dilakukan terus-menerus, bila berat badan menurun itu adalah bonus dari tubuh yang sehat.

Kondisi ini juga dapat berhubungan penyebab medis, seperti sindrom Prader-Willi, sindrom Cushing, penyakit dan kondisi lainnya.

Meski begitu, gangguan ini amat jarang terjadi. Secara umum, penyebab utama obesitas adalah jarang beraktivitas serta pola makan dan kebiasaan makan yang tidak sehat.[Adv]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close