Habanusantara.net, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Zahrol Fajri, menyebutkan tiga sektor utama yang menjadi fokus kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengelola Masjid Raya Baiturrahman (MRB).
Hal ini disampaikan dalam rangka pengoptimalan peran Masjid Raya Baiturrahman (MRB), yang selama empat abad terakhir telah menjadi pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan politik di Aceh.
Zahrol menegaskan bahwa MRB tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki peran penting di sektor pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.
“Tiga sektor utama yang menjadi sasaran kerja UPTD MRB adalah Idarah (Tata Usaha), Ri’ayah (Pengelolaan Sarana), dan Imarah (Pembinaan Kelembagaan dan Keagamaan),” ujarnya.
Di sektor Idarah, UPTD MRB bertanggung jawab atas urusan tata usaha, kehumasan, perpustakaan, administrasi kepegawaian, dan keuangan. Hal ini mencakup pengelolaan keseluruhan kegiatan administrasi MRB untuk memastikan efisiensi operasional masjid.
Sementara itu, di sektor Ri’ayah, UPTD MRB berfokus pada pengelolaan fisik masjid, termasuk penataan, pemeliharaan, dan pengoperasian sarana seperti landscape, pagar, payung ikonik ala Masjid Nabawi, tempat wudhu, parkiran, serta infrastruktur lainnya.
“Ini mencakup semua aspek fisik masjid untuk memastikan kenyamanan jamaah dan pengunjung,” tambah Zahrol.
Di sektor Imarah, UPTD MRB menjalankan pembinaan kelembagaan, takmir masjid, dewan keimaman, serta kegiatan keagamaan dan pelayanan informasi kemasjidan. Selain itu, MRB juga berperan dalam pengembangan pendidikan melalui pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anak dan pengajian dewasa, serta mendukung aspek sosial kemasyarakatan melalui lembaga pendidikan agama.
“MRB juga menjadi salah satu destinasi wisata religi utama, apalagi dengan daya tarik arsitektur payungnya,” katanya.
Zahrol juga menyoroti peran MRB dalam bidang ekonomi dengan adanya lembaga baitul qiradh yang membantu pergerakan ekonomi masyarakat.
Selain itu, MRB memiliki media publikasi, seperti Gema Baiturrahman dan Radio Baiturrahman, yang berfungsi sebagai sarana informasi dan dakwah.
“Kami berharap MRB akan terus berkembang dan tampil lebih baik dalam menjalankan perannya sebagai ikon kemasjidan di Aceh,” tutup Zahrol.[***]