Habanusantara.net,- Sebagai langkah nyata untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, gelar Pelatihan Relawan Kebencanaan untuk warga Kecamatan Kuta Alam.
Acara kolaborasi antara DPRK Banda Aceh dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh dilaksanakan di kawasan Pantai Penyu, Kabupaten Aceh Besar pada Minggu (03/12/2023).
Kegiatan pelatihan ini dirancang untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan relawan kebencanaan di tingkat gampong, menghadirkan rangkaian sosialisasi, simulasi, dan peningkatan kapasitas.
Puncak acara ditandai dengan penutupan yang dilakukan oleh Penjabat Walikota Banda Aceh, Amiruddin, yang didampingi oleh Kepala BPBD Kota, Rizal Abdillah.
Para peserta juga dihadiri oleh sejumlah pejabat kota, termasuk Asisten I Setda, Bachtiar, Kadisdikbud, Sulaiman Bakri, Kadis Sosial, Arie Maula Kafka, BPBA, dan Ketua Asokulam, Alta Zaini.
Dalam sambutannya, Farid Nyak Umar menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan langkah konkrit untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di Kota Banda Aceh.
Mengingat sejarah panjang daerah ini dalam menghadapi bencana alam maupun non-alam, ia menekankan pentingnya kesiapan dari semua elemen masyarakat.
“Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan relawan kebencanaan di tingkat gampong. Dengan begitu, ketika terjadi bencana, kita dapat bertindak cepat dan efektif,” ujar Farid Nyak Umar, menyampaikan tujuan utama pelatihan tersebut.
Farid Nyak Umar juga menyoroti peran vital relawan kebencanaan dalam mendukung upaya pencegahan dan mitigasi di Banda Aceh.
Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam menghadapi bencana tidak hanya bergantung pada tangan pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Oleh karena itu, peran serta relawan kebencanaan dianggap sangat penting.
Melalui pelatihan ini, Ketua DPRK Banda Aceh berharap peserta dapat memperoleh ilmu dan keterampilan yang tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat di sekitarnya.
“Semoga dengan pengetahuan yang diperoleh, para peserta dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam membangun ketahanan komunitas kita terhadap bencana,” tambahnya.
Dalam penuturan terpisah, Farid Nyak Umar menggarisbawahi bahwa pelatihan relawan kebencanaan bukan hanya penting, melainkan vital bagi kota seperti Banda Aceh yang rawan bencana, sesuai dengan pengalaman masa lalu.
Pelatihan ini, menurutnya, bukan hanya akan meningkatkan kesadaran akan risiko bencana, tetapi juga membangun kemampuan individu dan komunitas dalam menghadapi, merespons, dan pulih dari dampak bencana.
Ia juga menyampaikan harapannya agar relawan yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi volunteer yang siap bertindak cepat dan efisien saat bencana terjadi, terutama di kecamatan Kuta Alam.
“Tsunami 2004 mengingatkan kita betapa pentingnya memiliki relawan yang siap bertindak. Oleh karena itu, pencegahan dan mitigasi perlu kita siapkan, salah satunya dengan dibekali simulasi, pengetahuan, dan pemahaman tentang kebencanaan kepada relawan,” tuturnya, mengakhiri ungkapannya.[Adv]