Habanusantara.net – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, tanggap terhadap aspirasi warga Kuta Alam terkait kesejahteraan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Reses III Masa Persidangan I Tahun 2023/2024 di Dapil II Kecamatan Kuta Alam menjadi panggung utama di mana warga, melalui Ketua Sekolah PAUD Bungoeng Sitangke, Rosni Julita, menggarisbawahi perlunya perhatian khusus dari Pemerintah Kota terkait kuantitas dan kualitas SDM guru PAUD.
Rosni Julita, dalam interaksinya dengan Ketua DPRK, mengungkapkan bahwa masalah PAUD di Kuta Alam tidak hanya terkait dengan infrastruktur, tetapi juga melibatkan kuantitas guru yang masih minim.
Rosni menegaskan bahwa dukungan penuh dari Pemerintah Kota, melalui Ketua DPRK sebagai perwakilan legislatif, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan SDM guru yang berkualitas bagi anak-anak usia dini di daerah tersebut.
“Pak Ketua DPRK, kami sangat membutuhkan guru-guru yang memiliki kemampuan baik dari segi operasional maupun manajemen PAUD. Dukungan penuh dari Pemerintah Kota sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa setiap anak di Kuta Alam mendapatkan pendidikan awal yang berkualitas,” ungkap Rosni Julita.
Lebih lanjut, Rosni Julita menyampaikan kebutuhan untuk mengadakan pelatihan guna meningkatkan kapasitas para guru PAUD di wilayah tersebut. Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRK Banda Aceh menegaskan bahwa fokus dan upaya peningkatan kualitas pendidik anak usia dini menjadi prioritas.
“Kami selama ini telah fokus dan aktif dalam mendorong peningkatan kualitas para pendidik anak usia dini. Anak didik yang berkualitas lahir dari guru yang memiliki kapasitas mumpuni. Oleh karena itu, kami akan meminta Pemerintah Kota, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, untuk benar-benar fokus dalam menyiapkan SDM guru PAUD,” ungkap Ketua DPRK.
Lebih lanjut, Ketua DPRK menyoroti pentingnya dukungan dari seluruh stakeholder, terutama dalam menghadapi program transisi PAUD-SD yang saat ini sedang digulirkan. Dukungan tersebut dianggap sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program dan peningkatan mutu pendidikan anak usia dini di Banda Aceh.
Demikianlah, Reses III di Kuta Alam tidak hanya menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, tetapi juga menjadi forum konstruktif di mana para pemangku kebijakan merespons dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di wilayah tersebut.[Adv]