Habanusantara.net, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya menurunkan angka stunting yang tinggi di Kota Banda Aceh. Hal ini menjadi fokus diskusi saat menerima kunjungan pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Banda Aceh pada Senin (6/2/2023).
Farid menyambut kunjungan tersebut dengan apresiasi yang tinggi karena selain mempererat hubungan antara DPRK dan IDI, pertemuan ini juga memberikan kesempatan untuk membahas berbagai isu yang berkaitan dengan kondisi dan pelayanan publik di bidang kesehatan di Kota Banda Aceh.
Selama pertemuan, Farid juga memberikan penghargaan dan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang telah menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Banda Aceh. Ia menekankan pentingnya peran IDI dalam upaya perbaikan sistem kesehatan di kota ini.
“Saya juga memantau kiprah teman-teman IDI, khususnya tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah menangani Covid-19,” ujar Farid.
Lebih lanjut, Farid menyatakan bahwa DPRK dan pemerintah kota terus berupaya untuk meningkatkan intervensi kesehatan di Kota Banda Aceh. Oleh karena itu, sinergi antara DPRK, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan IDI Banda Aceh di bidang kesehatan harus ditingkatkan, termasuk dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan.
Salah satu isu yang menjadi fokus diskusi adalah tingginya angka stunting di Banda Aceh. Data dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh mencatat angka stunting mencapai 23,4%, sedangkan data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menempatkan Aceh sebagai provinsi ketiga dengan angka stunting tertinggi, yakni 33,2%, setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 37,8%.
Farid menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting ini. Ia berharap agar upaya penanganan stunting melibatkan semua stakeholder, bukan hanya dalam ranah kesehatan, tetapi juga pendidikan, budaya, dan bahkan melibatkan tokoh agama.
“Saya berharap penanganan stunting ini harus melibatkan semua stakeholder. Artinya, bukan ranah bidang kesehatan saja, tetapi juga ranah bidang lainnya seperti bidang pendidikan, budaya, bahkan harus melibatkan ulama,” ujarnya.
Ketua IDI Kota Banda Aceh, dr. Muntadhar, juga menegaskan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam menurunkan angka stunting. Ia menyatakan bahwa peran tenaga kesehatan dalam menangani stunting hanya sekitar 30%, sedangkan 70% sisanya perlu melibatkan sektor-sektor lainnya.
Muntadhar menambahkan bahwa diperlukan koordinasi kerja sama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh, khususnya dalam melakukan riset terhadap kasus stunting yang muncul di Kota Banda Aceh.
Hadir dalam kunjungan ini, sejumlah pengurus IDI Kota Banda Aceh serta beberapa perwakilan dari berbagai bidang dalam IDI, yang turut berdiskusi intens dengan Ketua DPRK Banda Aceh.[Adv]