Habanusantara.net, Imunisasi anak merupakan upaya memperoleh kekebalan tubuh secara buatan melalui pemberian kuman hidup yang dilemahkan atau bagian tubuh dari kuman untuk membentuk antibodi.
Bayi yang baru lahir harus mendapatkan imunisasi, hal ini dikarenakan imunisasi berguna untuk mencegah buah hati terkena penyakit di kemudian hari. Namun, beberapa orangtua masih ada yang takut untuk memberikan imunisasi dikarenakan takut sang anak sakit setelah mendapat imunisasi, sehingga bayi pun tidak mendapat vaksin yang dibutuhkan.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr. Hanif mengatakan, selama tiga tahun terakhir persentase imunisasi anak di Aceh menurun drastis.
Bahkan Aceh menempati posisi ketiga paling rendah secara nasional. Hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya jumlah anak di Aceh yang mengalami penyakit menular seperti campak, rubella dan hepatitis.
“Banyak anak meninggal akibat berbagai penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan adanya imunisasi, kita harus menyukseskan imunisasi anak sebagaimana suksesnya vaksin Covid-19,” kata dr. Hanif
Ia menambahkan, orangtua perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi sehingga lebih yakin untuk memberikannya pada bayi/anak. Hingga saat ini sudah terbukti bahwa imunisasi banyak menyelamatkan jiwa manusia dengan turunnya angka kesakitan serta membasmi penyakit menular yang terjadi di dunia”, ungkap dr. Hanif
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi umumnya mempunyai dampak berat dan berbahaya yang bisa ditimbulkan, misalnya kecatatan atau bahkan kematian. Dampak berbahaya ini bisa dicegah bila anak diberikan imunisasi. Dampak pemberian imunisasi biasanya hanya demam, tidak akan seberbahaya dibanding terkena penyakitnya.
“Ada banyak penyakit yang dapat dicegah dengan memberikan imunisasi pada anak. Namun, jika di daerah tempat tinggal, cakupan imunisasinya rendah, maka penyebaran penyakit akan sangat cepat. Anak-anak yang tidak diimunisasi berisiko menjadi kasus dan juga sumber penularan bagi anak-anak lainnya”, ujarnya.
Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi orangtua untuk memperkaya informasi tentang imunisasi pada anak.
Ia mengajak semua pihak untuk menyukseskan imunisasi anak di Aceh.
“Kita mengajak semua orang tua yang memiliki anak untuk melakukan imunisasi sesuai tahapan waktunya ke fasilitas layanan kesehatan terdekat,” ajaknya.
Ia juga menyayangkan banyaknya kabar bohong seputaran imunisasi anak di media sosial.
Hal tersebut berdampak pada menurunnya presentase anak yang diimunisasi. Padahal menurut Sekda Aceh itu, anak yang sehat begitu penting dipersiapkan untuk generasi bangsa yang mendatang.
“Semua pihak harus bekolaborasi untuk menyukseskan program pemerintah berupa Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dengan datang membawa anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun ke fasilitas kesehatan terdekat,” katanya.
Nantinya anak akan diberikan imunisasi untuk mencegah penyakit campak-rubella, Polio, difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis.
Hanif menambahkan, BIAN perlu dilaksanakan untuk mengeliminasi penyakit menular pada anak di tahun 2023. Ia mengatakan, cakupan imunisasi rutin di Aceh mengalami penurunan hingga menyebabkan meningkatnya kasus.
“Masyarakat dapat mengakses imunisasi anak ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik, praktik bidan dan pos pelayanan di sekolah dan dayah,” sebut Hanif.[Adv]