Samsul juga menyoroti pentingnya pendekatan partisipatif dalam proses perencanaan. Ia menilai, Musrenbang harus menjadi ruang dialog yang nyata antara pemerintah dan masyarakat, bukan hanya forum seremonial. Dengan keterlibatan publik, kata dia, setiap kebijakan akan lebih mudah diterima dan diimplementasikan secara efektif.
Senada dengan itu, Anggota DPRK Sabang lainnya, Darmawan, menilai Musrenbang RPJM kali ini menjadi momen penting untuk meneguhkan arah pembangunan Sabang sebagai kota pariwisata yang berkelanjutan. Menurutnya, sektor pariwisata harus menjadi tulang punggung pembangunan lima tahun ke depan, karena memiliki dampak luas terhadap ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.
“Sabang punya modal besar dari sisi keindahan alam dan posisi strategis. Namun yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana mengelolanya secara berkelanjutan. Pariwisata Sabang harus berkembang tanpa merusak lingkungan dan tetap memberi manfaat sosial bagi masyarakat,” ungkap Darmawan.
Ia menekankan bahwa pembangunan sektor pariwisata tidak boleh hanya berfokus pada infrastruktur fisik semata. Penguatan sumber daya manusia juga menjadi kunci agar masyarakat Sabang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama di era digitalisasi dan ekonomi kreatif yang semakin berkembang.
“Pembangunan jangan hanya fokus pada infrastruktur fisik. Kita juga harus membangun sumber daya manusianya agar siap menghadapi tantangan global dan digitalisasi sektor pariwisata,” tambahnya.



















