Habanusantara.net, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3P2KB) Kota Banda Aceh melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) terus mempercepat penurunan prevalensi stunting di wilayah tersebut.
Kepala DP3AP2KB Kota Banda Aceh, Cut Azharida SH, menyatakan bahwa tim pendamping keluarga di setiap gampong atau desa memiliki peran penting dalam mencegah masalah stunting pada anak-anak di Kota Banda Aceh.
Tim Pendamping Keluarga terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB yang telah mendapatkan pelatihan khusus untuk melakukan pencegahan stunting.
Mereka akan melakukan berbagai jenis intervensi, mulai dari remaja yang berisiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, ibu yang baru melahirkan, hingga balita.
Meskipun angka stunting di Kota Banda Aceh telah mulai turun mencapai 23 persen, di bawah target nasional yang ditetapkan pemerintah sebesar 14 persen, Cut Azharida mengingatkan pentingnya tetap waspada agar angka stunting tidak meningkat kembali.
Cut Azharida menyatakan bahwa TPK Kita Banda Aceh akan mempercepat penurunan angka stunting pada 2022.
Calon pengantin dapat melapor ke desa setidaknya tiga bulan sebelum pernikahan, di mana TPK akan memberikan pembekalan dan pendampingan gizi serta vitamin jika diperlukan.
Selain itu, jika ditemukan keluarga yang pra-sejahtera, akan dilakukan koordinasi dengan Dinas Sosial, dan jika akses air bersih kurang, koordinasi akan dilakukan dengan Dinas Pekerjaan Umum. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam upaya ini.
Tim pendamping keluarga tidak hanya memberikan pendampingan terkait kesehatan reproduksi, tetapi juga terkait kesehatan mental calon pengantin. Hal ini bertujuan agar mereka siap secara mental untuk menikah dan mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Cut Azharida juga menekankan pentingnya edukasi tentang stunting kepada remaja. Isu stunting bukan hanya relevan bagi orang tua atau pasangan yang sudah menikah, tetapi juga penting bagi remaja, karena stunting merupakan siklus yang dapat berlanjut ke generasi berikutnya.
Kota Banda Aceh memiliki Generasi Berencana (Genre) yang berperan dalam mengkampanyekan pencegahan pernikahan usia dini, kesehatan reproduksi, dan pencegahan stunting.
Dengan upaya kolaboratif dan edukasi yang tepat, diharapkan generasi muda Banda Aceh pada tahun 2045 akan menjadi generasi yang sehat dan berkualitas.[adv]