Kesehatan

Edukasi Melalui Dai, Strategi Dinkes Pidie Jaya Tekan Stunting

×

Edukasi Melalui Dai, Strategi Dinkes Pidie Jaya Tekan Stunting

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Eddy Azwar, SKM., M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Eddy Azwar, SKM., M.Kes

Habanusantara.net – Dinas Kesehatan Pidie Jaya menggencarkan edukasi stunting melalui tokoh agama atau dai sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat hingga pelosok gampong. Strategi ini diharapkan dapat menekan angka stunting di wilayah Pidie Jaya yang sebelumnya berada diposisi ketiga tertinggi di Aceh, dengan prevalensi stunting mencapai 37,8% pada tahun 2022.

Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami kekurangan gizi kronis yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan anak seusianya.

Penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan, yang mencakup masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Selain kekurangan gizi, sanitasi yang buruk, infeksi berulang, dan minimnya pengetahuan orang tua tentang gizi juga menjadi faktor penyebab stunting.

Ciri-ciri anak yang mengalami stunting meliputi pertumbuhan fisik yang terhambat, berat badan dibawah rata-rata, dan kemampuan kognitif yang cenderung lebih rendah.

Kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Eddy Azwar, SKM., M.Kes., upaya ini dilakukan dengan melibatkan tokoh agama yang dinilai memiliki pengaruh besar dan dihormati oleh masyarakat Aceh.

“Tokoh agama kita berikan pelatihan untuk dapat memberikan pemahaman terkait stunting di delapan kecamatan. Mereka menjadi panutan di gampong-gampong, kita berharap pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat,” ujar Eddy.

Sejak ditetapkan sebagai kabupaten dengan prevalensi stunting tinggi, Dinkes Pidie Jaya bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus melaksanakan berbagai program, seperti pelatihan bagi 1.050 Tim Pendamping Keluarga (TPK) di 222 kampung.

Pelatihan ini mencakup kader TKK, bidan desa, dan kader kesehatan yang diberi bekal untuk melakukan edukasi dan pendampingan langsung di lapangan. Namun, tantangan yang dihadapi cukup kompleks, termasuk rendahnya pemahaman masyarakat tentang stunting dan kendala dalam pendistribusian Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

“Masih banyak ibu yang belum mengerti stunting dan penyebabnya. Banyak yang menganggap stunting seperti penyakit menular, seperti COVID-19, sehingga mereka kerap menolak ketika anaknya dikatakan stunting,” ungkap Eddy.

Meskipun demikian, melalui edukasi yang berkesinambungan, Dinkes Pidie Jaya mulai melihat hasil positif. Berdasarkan data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka stunting di Pidie Jaya berhasil turun menjadi 29,4%.

Eddy menyebutkan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh agama.”Kedepan, kami akan meluncurkan program ‘Dai Stunting’ pada Hari Kesehatan Nasional sebagai strategi baru untuk lebih memperluas jangkauan edukasi hingga ke balai-balai pengajian di gampong-gampong,” tambah Eddy.

Program ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi dengan sektor pendidikan, sehingga anak-anak berisiko stunting dapat memperoleh pendampingan dan nutrisi yang memadai.

Dengan berbagai inovasi dan keterlibatan tokoh agama, Dinkes Pidie Jaya optimis dapat menekan angka stunting lebih rendah lagi, menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.

Ajak Mencegah Stunting dengan MP-ASI Kaya Protein Hewani

Kadis Ksehetan Pidie Jaya, Eddy Azwar juga mengajak orang tua untuk lebih memperhatikan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani yang berbahan pangan lokal untuk mencegah stunting pada anak. Protein hewani seperti daging, ikan, dan telur diyakini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan optimal anak, terutama pada usia dini.

“Protein hewani memberikan kontribusi besar dalam proses pertumbuhan anak. Selain itu, pemantauan pertumbuhan anak secara rutin sangat penting. Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Eddy Azwar

Langkah-Langkah Mencegah Stunting

Untuk memerangi stunting, Dinas Kesehatan Pidie Jaya juga mengingatkan beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua, di antaranya:

  1. Memberikan ASI Eksklusif: ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak menjadi fondasi utama dalam perkembangan awal anak, memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal.
  2. Memberikan MP-ASI yang Kaya Nutrisi: Setelah usia 6 bulan, pemberian MP-ASI yang sesuai dengan usia anak dan kaya akan nutrisi, terutama protein hewani, sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan mental anak.
  3. Rutin Memeriksakan Perkembangan Anak: Orang tua diharapkan untuk memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas secara rutin untuk mendeteksi masalah gizi atau kesehatan lebih awal.
  4. Melengkapi Imunisasi Wajib: Imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan oleh pemerintah harus dilengkapi untuk melindungi anak dari penyakit yang dapat menghambat pertumbuhannya.
  5. Memberikan Stimulasi yang tepat: Memberikan stimulasi sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik sangat penting agar anak dapat tumbuh dengan kemampuan yang optimal.
  6. Menjaga Kebersihan Rumah dan Lingkungan: Kebersihan lingkungan yang sehat dapat mengurangi risiko penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan anak dan pertumbuhannya.
  7. Segera Membawa Anak ke Dokter: Jika anak sakit atau tampak kurang sehat, orang tua harus segera membawa anak ke rumah sakit atau dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.[***]
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
Headline

Habanusantara.net – Indonesia kembali mencatat 72 kasus terbaru Covid-19 yang tersebar di berbagai wilayah. Virus tersebut disebut kembali menunjukkan tren peningkatan sejak Januari hingga awal Juni 2025. Pemerintah Indonesia melalui…

Kesehatan

Habanusantara.net | Posyandu, singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu, merupakan layanan kesehatan yang diselenggarakan di tingkat desa untuk memfasilitasi kebutuhan kesehatan masyarakat, terutama ibu, balita, lansia, dan warga yang rentan. Posyandu…

close