DPRK Sabang, kata Maghdalina, siap berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Sabang, Pemerintah Aceh, serta berbagai pihak terkait lainnya untuk mematangkan konsep dan persiapan teknis. Ia menilai Sabang telah memiliki infrastruktur yang cukup memadai untuk mendukung penyelenggaraan even sebesar MTQ tingkat provinsi.
“Dari sisi fasilitas, Sabang sudah siap. Kita punya venue yang representatif, kapasitas akomodasi yang memadai, serta dukungan masyarakat yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita menyatukan semangat semua pihak agar pelaksanaan MTQ ini berjalan sukses,” ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan, DPRK Sabang akan mendorong agar konsep pelaksanaan MTQ nanti juga mengangkat kekhasan budaya lokal. Misalnya dengan menampilkan seni-seni islami khas Sabang, pameran kaligrafi, hingga bazar kuliner halal yang menonjolkan cita rasa daerah.
“MTQ bisa menjadi ruang ekspresi budaya Islam yang ramah dan indah. Kita ingin Sabang tidak hanya menjadi tuan rumah yang baik, tapi juga memberikan pengalaman religius dan budaya yang berkesan bagi seluruh peserta dan pengunjung,” katanya.
Sebagai perempuan Aceh pertama yang menjabat sebagai Ketua DPRK Sabang, Maghdalina juga melihat perannya dalam mendorong wacana ini sebagai bagian dari tanggung jawab moral seorang pemimpin perempuan yang ingin menghadirkan nilai-nilai religius dan kebudayaan dalam kebijakan publik.
“Perempuan di Sabang itu kuat, berdaya, dan berperan besar dalam kehidupan sosial. Saya ingin kekuatan itu ikut hadir dalam upaya kita membangun Sabang sebagai kota yang religius dan berbudaya,” tuturnya.



















