Habanusantara.net – Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menekankan bahwa pembangunan infrastruktur digital yang kuat adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia. Dalam pidatonya saat membuka The 21st APT Telecommunication/ICT Development Forum (ADF-21) di Jakarta, Budi Arie mengajak negara-negara di Asia Pasifik untuk bersama-sama mengatasi kesenjangan digital dan mempercepat transformasi digital yang inklusif.
“APT telah mencapai tonggak penting dalam meningkatkan kerja sama regional di sektor telekomunikasi dan teknologi informasi dan komunikasi. Mari kita bersama-sama menuju masa depan digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Budi Arie Setiadi.
Budi Arie menyoroti bahwa teknologi digital memainkan peran vital dalam pencapaian Agenda 2030 dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. Berdasarkan data dari International Telecommunication Union (ITU) dan United Nations Development Programme (UNDP), kontribusi teknologi digital mencapai hingga 70 persen dalam pencapaian SDGs.
Sebagai langkah konkret, Pemerintah Indonesia telah mengembangkan Visi Indonesia Digital 2045. Rencana komprehensif ini dirancang untuk mengatasi kesenjangan digital melalui pendekatan ekosistem, sektoral, dan teritorial. “Pada tahun 2023, hanya 52 persen penduduk pedesaan yang menggunakan internet, dibandingkan dengan 80 persen penduduk perkotaan. Proyek percontohan TIK untuk daerah pedesaan sangat penting untuk menutup kesenjangan tersebut dan memastikan manfaat digital bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelas Menkominfo.
Budi Arie juga mengungkapkan upaya peningkatan konektivitas melalui pemerataan pembangunan infrastruktur digital, seperti jaringan telekomunikasi 5G, kabel serat optik, Base Transceiver Station (BTS), dan Satelit Multifungsi SATRIA-1. “Infrastruktur ini sangat penting untuk ekonomi digital dan pertumbuhan inklusif Indonesia. Inisiatif ini bertujuan menjembatani kesenjangan digital, menyediakan internet yang andal dan cepat untuk seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.
Pertemuan ADF-21 yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 8 Agustus 2024 akan membahas tiga pilar utama Rencana Strategis APT 2024–2026, yaitu konektivitas digital, transformasi digital, serta kepercayaan dan keamanan. Menkominfo berharap forum ini dapat menjadi wadah diskusi produktif untuk meningkatkan kerja sama regional di sektor telekomunikasi.
“Saya merasa terhormat menyambut para delegasi di forum yang berlangsung selama tiga hari ini. Saya berharap diskusi yang akan berlangsung dapat memaksimalkan potensi TIK di wilayah Asia-Pasifik,” ungkapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ismail, serta Staf Khusus Menkominfo Sugiharto.