ADVERTORIAL

4 Trend Penyakit Menular di Aceh dan Upaya Pencegahan yang Dilakukan Pemerintah

×

4 Trend Penyakit Menular di Aceh dan Upaya Pencegahan yang Dilakukan Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net – Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh mencatat TBC, HIV/AIDS dan DBD menjadi penyakit menular yang paling trend di daerah ujung barat Sumatra itu selama 2023. Rinciannya adalah TBC sebanyak 11.500 kasus, HIV/AIDS 248 kasus dan DBD 1.806 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr. Munawar SPoG mengatakan, selain tiga penyakit itu, Dinkes Aceh juga mencatat campak menjadi salah satu penyakit menular paling banyak ditemui selama 2022, yakni 1.548 kasus.

dr Munawar mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan penyakit menular itu.

Upaya yang dimaksud, katanya, seperti imunisasi, pemantauan penyakit, edukasi masyarakat hingga vaksinasi massal.

“Khusus vaksinasi massal ini yaitu kegiatan vaksinasi massal dalam rangka mengatasi wabah penyakit tertentu seperti KLB polio, difteri, dan campak,” katanya.

Kata Munawar, dalam upaya menanggulangi penyebaran penyakit menular, terutama yang tengah menjadi perhatian global, Dinkes Aceh telah mengambil langkah-langkah konkret yang mencakup berbagai aspek kesehatan masyarakat.

 

Langkah-langkah tersebut, kata Kadis Kesehatan Aceh, yaitu surveilans dan pemantauan yang intensif. Dalam hal ini, Dinkes Aceh meningkatkan sistem surveilans untuk mendeteksi kasus penyakit lebih awal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melacak penyebaran penyakit dan mengidentifikasi klaster kasus secara cepat.

Kedua, vaksinasi massal. Munawar menjelaskan, dalam menghadapi penyakit tertentu, Dinkes Aceh melaksanakan program vaksinasi massal maupun yang ditargetkan kepada kelompok populasi tertentu. Pendekatan ini diambil untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dan mencegah penyebaran penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.

Ketiga, edukasi masyarakat. Munawar menyebutkan Dinkes Aceh melakukan kampanye edukasi yang intensif guna memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara penularan penyakit, tanda dan gejala, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil. Langkah ini dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melindungi diri dan lingkungan sekitar.

Keempat, isolasi dan karantina. Menurut dr Munawar, untuk menangani kasus positif, Dinkes Aceh menjalankan isolasi dan karantina dengan memastikan ketersediaan fasilitas yang memadai. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan lebih lanjut dan memberikan perlindungan kepada masyarakat.

Kelima, pemeriksaan dan pengujian massal. Dalam upaya identifikasi kasus positif, Dinkes Aceh gencar melakukan pemeriksaan dan pengujian massal. Langkah ini diambil untuk mengidentifikasi kasus dengan cepat dan memutus rantai penularan penyakit.

Keenam, kerja sama lintas sektor. Dinkes Aceh aktif berkolaborasi dengan instansi kesehatan, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya. Kerja sama lintas sektor ini menjadi kunci dalam memastikan koordinasi yang efektif dalam penanggulangan penyakit menular.

Ketujuh, penanganan kasus dan perawatan medis. Munawar menjelaskan bahwa Dinkes Aceh menyediakan fasilitas dan sumber daya medis yang cukup untuk menangani kasus positif dan memberikan perawatan yang diperlukan. Hal ini dilakukan guna memastikan pasien mendapatkan perhatian medis yang optimal.

“Terakhir kebijakan pembatasan dan pengendalian. Di sini kita mengimplementasikan kebijakan pembatasan pergerakan, pertemuan massa, dan tindakan pengendalian lainnya sesuai dengan situasi epidemiologi. Dinkes Aceh berkomitmen untuk mengambil kebijakan yang sesuai dengan perkembangan situasi terkini,” kata Munawar.

Gencarkan Edukasi

Dinkes Aceh terus mengintensifkan upaya edukasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit menular. Melalui berbagai strategi, Dinkes Aceh berupaya menyampaikan informasi yang akurat dan mudah dipahami kepada seluruh lapisan masyarakat.

Munawar mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui edukasi atau penyuluhan kesehatan menggunakan media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan media sosial. Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Aceh secara aktif menyebarkan informasi terkini terkait penyakit menular, memberikan solusi konkret, dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pencegahan.

“Ini dilakukan oleh Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Aceh, yaitu menyampaikan informasi tentang penyakit menular, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan,” kata dr Munawar.

Selain itu, kata Munawar, pemasangan baliho dan penyebaran leaflet di tempat-tempat umum, pelayanan kesehatan, dan sekolah menjadi langkah kedua Dinas Kesehatan Aceh.

“Kami berusaha membuat informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Dengan baliho dan leaflet, diharapkan pesan-pesan kesehatan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” tambahnya.

Keterlibatan kader kesehatan masyarakat menjadi strategi ketiga yang diterapkan. Dinkes Aceh bekerja sama dengan kader kesehatan masyarakat untuk memberikan edukasi langsung kepada tetangga dan keluarga mereka.

“Di sini kita melibatkan kader kesehatan masyarakat untuk memberikan edukasi kepada tetangga dan keluarga mereka sendiri tentang pencegahan penyakit menular,” pungkasnya. [Adv]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

close