Habanusantara.net – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Bustami Hamzah mendesak semua pihak untuk segera menyelesaikan proses pembebasan lahan untuk proyek Jalan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh), terutama pada seksi 1 Padang Tiji-Seulimuem yang masih terhambat, dalam kunjungan lapangannya pada Rabu, 24 Juli 2024.
Kunjungan ini, yang dilakukan bersama Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, fokus pada dua lokasi di seksi 1, yaitu kilometer 21 di Gampong Lamtamot, Aceh Besar dan Gampong Pulo Hagu, Kecamatan Padang Tiji, Pidie.
Pj Gubernur dan Pangdam disambut oleh Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, Pj Bupati Pidie Samsul Azhar, serta perwakilan dari PT Hutama Karya, Badan Pertanahan Nasional, dan stakeholder lainnya.
Di Gampong Lamtamot, pembebasan lahan diperlukan untuk pembangunan pembatas dan lereng tol. Proses administrasi pembebasan lahan sudah dalam tahap akhir, namun masih memerlukan penyelesaian agar pembayaran oleh kontraktor dapat segera dilakukan. Sementara itu, di Gampong Pulo Hagu, pembangunan sepanjang 380 meter masih tertunda karena masalah serupa.
Pj Gubernur Bustami menekankan pentingnya penyelesaian segera terhadap masalah pembebasan lahan tersebut. “Kami minta camat dan keuchik untuk mengedukasi masyarakat agar tidak menghambat proses pembangunan. Proyek ini penting untuk kepentingan umum, termasuk untuk persiapan PON XXI yang akan datang,” ujar Bustami.
Bustami juga menargetkan agar jalan tol Sibanceh dapat rampung pada akhir Agustus 2024. Target ini ditetapkan agar proyek bisa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan September mendatang, bersamaan dengan pelaksanaan PON XXI di Aceh.
Pangdam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, juga menegaskan dukungannya terhadap percepatan pembebasan lahan. “Kami perlu bekerja sama untuk menyelesaikan setiap kendala yang ada. Ini adalah kesempatan untuk meninggalkan legasi yang baik bagi Aceh,” ujar Niko.
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Sigli-Banda Aceh, yang dibangun oleh PT Hutama Karya, memiliki panjang total 74,2 kilometer dan terbagi dalam enam seksi. Saat ini, lima dari enam seksi telah beroperasi, menyisakan seksi 1 Padang Tiji-Seulimuem yang masih dalam proses penyelesaian.[]