Kemudian memantau di meunasah-meunasah dan melakukan evaluasi dengan Keuchik kepala Gampong. Dampaknya sangat positif, tidak ada lagi sampah-sampah berserakan di tempat-tempat umum.
“Alhamdulillah malaria atau demam berdarah berkurang. Dan tahun 2022 tidak lagi turun setiap minggu, namun tetap memantau dan bila ada tumpukan sampah terdapat disudut -sudut kampung di tanah kosong saya kirim foto ke pak Keuchik.
“Dua bulan kemudian sudah bersih. Itu cara kita supaya lingkungan tetap bersih. Berkat kerja sama yang baik dari Puskesmas, pak keuchik dan Masyarakat”, papar Rosa Andriani alumni Fakultas Kesehatan UNMUHA Aceh ini.
Bidan Rosa Andriani terus mensosialisasikan kepada Masyarakat di wilayah kerjanya, supaya pada pagi hari membuka jendela-jendela rumah supaya udara segar dan cahanya matahari masuk untuk sirkulasi udara. Dan jam 4 sore ditutup, juga dalam rumah kalau ada bisa disemprot obat anti nyamuk.
Rosa menjelaskan kalau malaria lama prosesnya, tetapi DBD atau demam berdarah itu cepat, doun dia Hb nya bisa menyebabkan fatal bagi pasien.
“ Kalau DBD sekarang beda sekali, tidak ada lagi tampak gejala merah-merah. Gula darahnya langsung menurun, kemudian bisa tidak sadarkan diri ,karena dia menyerang saraf otak terus. Kemudian DBD ini juga tidak serta merta harus fogging, kita usulkan lagi ke Dinas, seminggu kita cek lagi, apakah lingkungannya ada jentik-jentik nyamuk”, ujar Rosa Andriani.