Headline

PP Muhammadiyah Sampaikan Belasungkawa Atas Wafatnya Paus Fransiskus, Kenang Sosok Humanis dan Damai

×

PP Muhammadiyah Sampaikan Belasungkawa Atas Wafatnya Paus Fransiskus, Kenang Sosok Humanis dan Damai

Sebarkan artikel ini
Momen Terakhir Paus Fransiskus Hadiri Paskah sebelum Meninggal Dunia [Foto/Cnn/REUTERS/Guglielmo Mangiapane]
Momen Terakhir Paus Fransiskus Hadiri Paskah sebelum Meninggal Dunia [Foto/Cnn/REUTERS/Guglielmo Mangiapane]

Habanusantara.net, Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin pagi (21/4) waktu Roma, Vatikan. Paus yang dikenal luas sebagai pemimpin Gereja Katolik ini meninggal di usia 88 tahun, meninggalkan duka bagi umat Katolik dunia dan masyarakat global. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang penuh kasih, humanis, dan menjunjung tinggi perdamaian.

“Ketika kami bertemu langsung dengan beliau di Vatikan pada 24 Februari 2024, dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat,” kenang Haedar Nashir pada Senin (21/4). Haedar yang turut serta dalam pertemuan tersebut menceritakan momen yang menggambarkan ketulusan Paus Fransiskus dalam menjalin hubungan antarumat beragama.

Paus Fransiskus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio dikenal sebagai sosok yang bersahaja dengan prinsip “Miserando atque eligendo,” yang berarti “Rendah Hati dan Terpilih.” Prinsip ini, menurut Haedar, mencerminkan karakter Paus Fransiskus yang selalu mengedepankan kerendahan hati dalam setiap langkah hidupnya. “Paus Fransiskus adalah tokoh yang sangat inklusif, menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua. Sosoknya selalu mendorong kita untuk hidup saling menghormati tanpa melihat latar belakang atau agama,” ujarnya.

Paus Fransiskus dikenal karena upayanya yang tak kenal lelah dalam membangun perdamaian dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Bersama Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad At-Thayib, Paus Fransiskus menerima Zayed Award yang pertama kali diberikan untuk upaya perdamaian dan toleransi antarumat beragama. Dalam pertemuan tersebut, Paus Fransiskus dan Grand Syaikh Al-Azhar menjadi simbol dialog antara dua agama besar, Islam dan Katolik, yang semakin menguatkan pesan perdamaian yang diusung oleh keduanya.

“Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah penerima Zayed Award pada tahun 2024. Kami merasa sangat terhormat bisa diterima oleh Paus Fransiskus di Vatikan dan oleh Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi. Itu adalah momen bersejarah, dan kehangatan serta sikap inklusif Paus Fransiskus sangat terasa,” ujar Haedar menambahkan.

Sebagai seorang pemimpin agama, Paus Fransiskus memiliki dampak yang sangat besar di dunia internasional. Selain memperjuangkan nilai-nilai sosial dan toleransi, beliau juga memimpin Gereja Katolik dengan pendekatan yang sangat berbeda dibandingkan pendahulunya. Paus Fransiskus mendorong umat Katolik untuk lebih terlibat dalam isu-isu global, seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan kesetaraan. Dalam setiap pidato dan tindakan, beliau selalu menekankan pentingnya menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

Menurut Haedar, Paus Fransiskus adalah teladan sejati dalam menjalankan ajaran agama yang mengutamakan kasih sayang, perdamaian, dan penghormatan terhadap sesama. “Kehidupan beliau diabadikan untuk kemanusiaan yang religius, saling toleran, dan penuh kasih. Sosok Paus Fransiskus akan selalu dikenang sebagai pemimpin yang menegakkan perdamaian untuk dunia,” ujar Haedar dengan penuh rasa hormat.

Terkait dengan kepergian Paus Fransiskus, Haedar berharap bahwa warisan dan semangat perdamaian yang telah ditanamkan oleh Paus Fransiskus akan terus menginspirasi generasi mendatang. “Semoga inspirasi dan jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia menjadi salah satu pendorong terciptanya tatanan dunia yang damai, terutama di saat panggung global masih diwarnai oleh perangai sebagian tokoh politik dunia yang ugal-ugalan dan anti-damai,” tutup Haedar dengan penuh harapan.

Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan kekosongan besar di dunia, baik di kalangan umat Katolik maupun di kalangan umat beragama lainnya. Dengan dedikasinya terhadap perdamaian, toleransi, dan kemanusiaan, Paus Fransiskus telah mengubah cara banyak orang memandang hubungan antarumat beragama dan membuktikan bahwa dialog dan saling menghormati adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Sejarah kepemimpinan Paus Fransiskus akan selalu dikenang sebagai tonggak penting dalam perjalanan gereja Katolik dan upaya perdamaian dunia.[]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close