Habanusantara.net, Mie Gaza menjadi salah satu destinasi kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke Langsa. Bukan sekadar sajian Mie Aceh biasa, warung milik Faizal ini menawarkan cita rasa unik yang kaya akan filosofi.
Berlokasi di Jalan Sudirman, BTN Sungai Pauh, Kecamatan Langsa Barat, Mie Gaza telah menjadi ikon kuliner lokal yang dikenal luas, bahkan hingga ke luar kota.
Menurut Faizal, memasak Mie Gaza adalah bagian dari kecintaannya terhadap Palestina.
“Saya sudah 13 tahun memasak Mie Aceh, tapi kali ini saya memasak juga sambil berdoa untuk warga Palestina,” ungkap Faizal dengan penuh semangat. Filosofi ini menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan Mie Gaza dari sajian mie lainnya.
Dari segi rasa, Mie Gaza menawarkan sesuatu yang berbeda. Bumbu khasnya, yang memadukan rasa gurih kacang giling dengan rempah pilihan, memberikan sensasi rasa otentik yang sulit dilupakan.
Selain itu, taburan kacang halus dan bawang goreng di atas mie semakin menambah kenikmatan. Pengunjung dapat memilih variasi mie dengan daging, udang, atau bahkan kepiting, yang semuanya dihargai Rp 23.000 per porsi.
Nasir, salah seorang pelanggan setia, mengungkapkan bahwa ia hampir setiap hari menyempatkan diri untuk makan di warung Mie Gaza.
“Di sini kita nggak cuma makan mie Aceh, tapi juga bisa santai seperti di warung kopi. Tempatnya nyaman, apalagi kalau sore hari,” ujar Nasir.
Menurutnya, suasana di warung ini selalu ramai menjelang sore, bahkan sering kali meja penuh oleh pengunjung.
Hal yang sama diungkapkan oleh Rizky, pengunjung lain yang sudah mengenal Mie Gaza sejak duduk di bangku SMP.
“Awalnya tempatnya sederhana, tapi rasanya tetap otentik sampai sekarang,” katanya. Rizky
merekomendasikan mie dengan udang atau daging, karena kualitas bahan yang digunakan sangat baik.
“Udangnya besar-besar, dagingnya tebal dan empuk. Kalau soal rasa, bumbunya benar-benar meresap,” tambahnya.
Selain kelezatan rasa, Rizky juga menyebutkan bahwa Mie Gaza menawarkan fleksibilitas yang jarang ditemukan di tempat lain.
“Kita bisa request level pedas sesuai selera. Kalau suka pedas banget, tinggal bilang. Pelayanannya juga cepat dan ramah,” ungkapnya.
Rizky juga menyarankan untuk mencoba Boh Manik Weng (BMW), kudapan manis khas buatan Faizal yang menjadi favorit banyak pengunjung. “Rasanya bikin ketagihan,” tambahnya sambil tertawa.
Keistimewaan lain dari Mie Gaza adalah kemampuannya menarik perhatian wisatawan dari luar daerah. Aidil bercerita bahwa tak jarang ia melihat pengunjung dari Medan sengaja datang untuk mencicipi Mie Gaza. “Banyak yang datang jauh-jauh hanya untuk makan di sini. Itu bukti kalau rasanya memang juara,” ujarnya.
Meski selalu ramai, lokasi Mie Gaza sangat mudah dijangkau. Dengan akses jalan yang baik dan dukungan dari Google Maps, pengunjung dapat menemukan warung ini tanpa kesulitan.
Faizal sendiri mengaku bisa menjual hingga 300 porsi mie per hari, mulai dari varian biasa hingga mie dengan topping kepiting yang mewah.
Rizky memberikan saran penting bagi wisatawan yang ingin mencicipi Mie Gaza. “Kalau mau makan di sini, lebih baik datang lebih awal, misalnya setelah Ashar.
Biasanya belum terlalu ramai. Kalau sudah jam lima sore ke atas, tempat ini penuh, nggak ada meja kosong,” jelasnya.
Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 23.000 per porsi, Mie Gaza benar-benar menawarkan pengalaman kuliner yang berkelas.
Faizal yakin, kombinasi rasa, suasana, dan filosofi yang ia usung akan terus menarik hati para pencinta kuliner. “Masak mie ini seperti doa saya untuk Palestina, sekaligus cara saya berbagi rasa kepada semua orang,” pungkas Faizal dengan senyuman.
Jika Anda sedang berada di Langsa, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati Mie Gaza. Pastikan Anda datang dengan perut kosong dan siap menikmati sajian khas yang penuh rasa dan makna.***