Wisata

Gampong Cinta Raja: Surga Wisata Alam untuk Pengamat Burung Migrasi

×

Gampong Cinta Raja: Surga Wisata Alam untuk Pengamat Burung Migrasi

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net, Gampong Cinta Raja, sebuah desa di pesisir Aceh, telah menjadi surga yang tersembunyi bagi para pengamat burung migrasi.

Setiap tahun, ribuan burung migrasi dari berbagai belahan dunia singgah di sini, menjadikan gampong ini sebagai tempat istirahat dan mencari makan.

Dalam catatan Kelompok Studi Lingkungan Hidup Aceh (KSLH-Aceh), Cinta Raja tercatat sebagai rumah bagi 24 spesies burung migrasi, terdiri dari 20 spesies burung pantai, 4 spesies burung laut, dan 10 spesies burung air penetap.

Keindahan alamnya yang alami dan keberagaman hayati yang melimpah menjadikan tempat ini sangat ideal sebagai habitat burung-burung tersebut.

Fenomena alam ini berlangsung teratur setiap tahunnya, dengan burung-burung migrasi datang ke Cinta Raja pada bulan September dan bertahan hingga Maret.

Selama periode tersebut, mereka menghabiskan waktu sekitar lima bulan untuk beristirahat dan mencari makan sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke daerah berbiak mereka.

Keberadaan burung-burung migrasi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Cinta Raja, yang dengan bijak membiarkan mereka hidup berdampingan tanpa gangguan.

Secara ekologis, Cinta Raja merupakan kawasan lahan basah yang terdiri dari sawah, tambak ikan, dan kawasan mangrove.

Ini adalah salah satu alasan mengapa burung-burung air bermigrasi ke sini setiap tahun. Keberadaan mereka bukan hanya memperkaya ekosistem lokal, tetapi juga membawa manfaat ekonomi bagi warga setempat.

Para petambak ikan, misalnya, menganggap burung-burung ini sebagai indikator kesehatan tambak mereka, sebuah hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Namun, kehadiran burung-burung migrasi ini sempat tidak begitu disadari oleh masyarakat setempat. Masyarakat lebih fokus pada kegiatan sehari-hari mereka, tanpa menyadari bahwa burung-burung tersebut adalah burung migrasi yang sedang melakukan perjalanan panjang.

Tetapi, seiring berjalannya waktu, kesadaran akan pentingnya peran burung migrasi dalam menjaga keseimbangan alam semakin meningkat. Pemerintah Gampong Cinta Raja pun mulai mengambil langkah-langkah proaktif dengan membuat qanun perlindungan burung air dan habitatnya.

Tujuan utama qanun ini adalah untuk melindungi burung-burung migrasi dari ancaman perburuan liar serta memanfaatkan keberadaan mereka sebagai daya tarik wisata minat khusus.

Dengan fokus pada wisata edukasi dan rekreasi, Gampong Cinta Raja ingin menjadi tujuan utama bagi para pengamat burung dan wisatawan yang tertarik untuk melihat keindahan alam dan beragam spesies burung migrasi yang singgah setiap tahun.

Ini juga bertujuan menjadikan Cinta Raja sebagai laboratorium terbuka bagi penelitian burung migrasi, baik oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri.

Beberapa pemuda dari Gampong Cinta Raja sudah mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi burung-burung migrasi dan menjadi pemandu wisata.

Mereka mengikuti pelatihan dari KSLH-Aceh, yang telah aktif melakukan pengamatan burung migrasi di Cinta Raja selama setahun terakhir. Dengan keterampilan baru ini, mereka siap menyambut wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan alam serta belajar lebih banyak tentang kehidupan burung migrasi.

Selain itu, pemerintah gampong juga menunjuk BUMG (Badan Usaha Milik Gampong) untuk mengelola potensi wisata ini melalui unit Ecowisata Cinta Raja. EcoCR (Ecotourism Center of Cinta Raja) akan menggerakkan kegiatan wisata burung migrasi, serta mengelola upaya perlindungan dan pendataan burung migrasi yang ada di kawasan tersebut.

Dengan adanya unit ini, para pemandu lokal yang terlatih dapat memberikan informasi yang akurat dan menarik tentang kehidupan burung migrasi bagi para pengunjung.

Inisiatif ini juga melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat, terutama ibu-ibu rumah tangga yang kini mulai mengembangkan kerajinan tikar pandan tradisional yang hampir punah.

Kerajinan ini kini dijadikan sebagai produk lokal yang dapat dijual kepada wisatawan sebagai oleh-oleh dari Cinta Raja.

Selain mendatangkan manfaat ekonomi tambahan bagi warga, hal ini juga membantu melestarikan budaya lokal yang telah lama terlupakan.

Salah satu warga setempat, Udin, yang kini menjadi pemandu wisata burung migrasi, berbagi pengalamannya.

 “Sebelum adanya pelatihan, saya hanya tahu sedikit tentang burung migrasi, tapi setelah mengikuti pelatihan dari KSLH-Aceh, saya bisa mengenali berbagai jenis burung yang datang ke sini. Saya merasa bangga bisa berbagi pengetahuan ini kepada para wisatawan yang datang,” ujar Udin.

 “Burung-burung ini datang ke Cinta Raja setiap tahun, dan kami sangat menghargai mereka. Ini adalah kesempatan besar untuk mengedukasi masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga alam,” tambahnya.

Dengan berbagai potensi wisata alam yang dimilikinya, Gampong Cinta Raja kini semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata edukasi dan rekreasi yang menarik.

Keberadaan burung migrasi yang datang setiap tahun menambah nilai keindahan alam desa ini. Selain itu, upaya melibatkan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata memberikan dampak positif yang besar bagi ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Gampong Cinta Raja kini menjadi contoh nyata bagaimana alam dan masyarakat bisa hidup berdampingan dengan saling mendukung dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup.***

Tinggal Komentar Anda
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close