Kesehatan

Upaya Dinkes Sabang dalam Penurunan Angka Stunting

×

Upaya Dinkes Sabang dalam Penurunan Angka Stunting

Sebarkan artikel ini
Upaya dinkes Sabang turunkan stunting
Upaya dinkes Sabang turunkan stunting

Habanusantara.net, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sabang terus melakukan upaya maksimal untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya. Melalui penyuluhan dan bantuan gizi, Dinkes berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil yang rentan terhadap masalah gizi.

Apa itu Stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, yang biasanya terjadi sejak seribu hari pertama kehidupan.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Sabang, dr. Edi Suharto, menjelaskan bahwa penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak seimbang, infeksi berulang, dan kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan.

“Ciri-ciri anak stunting biasanya terlihat dari tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya serta perkembangan motorik dan kognitif yang terhambat,” ujar dr. Edi.

 

Upaya Dinkes Sabang

Dinkes Sabang meluncurkan berbagai program inovatif untuk mengatasi masalah stunting. Salah satu langkah kunci adalah program “Bapak Asuh Anak Stunting” (BAAS), yang bertujuan untuk mempercepat penanganan dan pencegahan stunting. Program ini berfokus pada keluarga berisiko, terutama anak di bawah usia dua tahun dan ibu hamil.

“Program BAAS adalah gerakan bersama dengan seluruh unsur Forkopimda Sabang, diharapkan dapat menjadikan Kota Sabang sehat dan bebas dari stunting,” jelas Mursalin, SKM, Subkoordinator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dinkes juga memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi yang cukup melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta meningkatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, mereka melakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di berbagai gampong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

 

Tantangan dalam Pencegahan Stunting

Walaupun banyak program telah dilaksanakan, Dinkes Sabang masih menghadapi tantangan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang stunting.

Mursalin mengungkapkan, “Ada kendala di mana masyarakat masih enggan menerima istilah ‘stunting’, bahkan beberapa merasa tersinggung.” Namun, seiring waktu, pendekatan persuasif mulai membuahkan hasil.

Program “Geunaseh,” yang memberikan bantuan tunai sebesar Rp 150 ribu per bulan kepada setiap anak usia 0-5 tahun di Sabang, juga berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting. Akan tetapi, karena keterbatasan anggaran, bantuan ini diprioritaskan bagi anak-anak yang terindikasi kurang gizi dan ibu hamil yang memenuhi syarat tertentu.

Saat ini, angka stunting di Sabang tercatat sebesar 8,9 persen, sementara data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan angka stunting di Sabang sebesar 23,4 persen. Selisih ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan penanganan stunting yang berkelanjutan.

Dinkes Sabang tetap optimis untuk menurunkan angka stunting melalui berbagai program yang dijalankan. “Kami terus berusaha untuk mencapai target penurunan angka stunting,” ujar Mursalin.

Keberhasilan dalam mengatasi stunting tidak hanya bergantung pada program pemerintah, tetapi juga kolaborasi semua pihak.

Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, Kota Sabang berharap dapat mencapai status “bebas stunting” dalam waktu dekat. “Kami akan terus menggiatkan penyuluhan dan memastikan seluruh masyarakat mendapatkan informasi serta layanan yang dibutuhkan untuk mencegah stunting,” tutup Mursalin.

Ajak Orang Tua Berikan MP-ASI Kaya Protein Hewani untuk Anak

Dinkes Kota Sabang juga mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani sebagai langkah penting dalam mencegah stunting.

“Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas,” ujar Mursalin menekankan pentingnya memantau pertumbuhan anak secara rutin.

Cara Mencegah Stunting

Untuk mencegah stunting, Mursalin menggarisbawahi beberapa langkah penting yang harus diambil oleh orang tua:

– Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.

– Menggunakan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang sesuai dengan umur dan kaya nutrisi.

– Rutin memeriksakan perkembangan dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.

– Melengkapi imunisasi sesuai jadwal.

– Memberikan stimulasi yang tepat untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.

– Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.[***]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
Headline

Habanusantara.net – Indonesia kembali mencatat 72 kasus terbaru Covid-19 yang tersebar di berbagai wilayah. Virus tersebut disebut kembali menunjukkan tren peningkatan sejak Januari hingga awal Juni 2025. Pemerintah Indonesia melalui…

Kesehatan

Habanusantara.net | Posyandu, singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu, merupakan layanan kesehatan yang diselenggarakan di tingkat desa untuk memfasilitasi kebutuhan kesehatan masyarakat, terutama ibu, balita, lansia, dan warga yang rentan. Posyandu…

close