Habanusantara.net, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pidie semakin gencar melakukan upaya pencegahan stunting melalui program pemberian makanan tambahan (PMT) lokal dan pemeriksaan kehamilan secara teratur (ANC).
Program ini dirancang untuk memerangi masalah gizi buruk yang menjadi akar penyebab stunting sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Melalui langkah-langkah tersebut, Dinkes Pidie berharap dapat menekan angka stunting yang masih tergolong tinggi di wilayahnya.
Isinya
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan fisik anak terhambat, sehingga tinggi badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Kondisi ini merupakan akibat dari kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang panjang, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak kehamilan hingga usia dua tahun. Masa ini sangat penting untuk memastikan anak mendapatkan gizi yang cukup, baik bagi perkembangan fisik maupun otak.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr. Dwi Wijaya, stunting tidak hanya berdampak pada penurunan tinggi badan anak, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Anak yang stunting berisiko mengalami gangguan dalam belajar, rendahnya produktivitas di masa depan, serta mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuh yang lemah.
“Stunting adalah masalah serius yang perlu kita atasi bersama, karena dampaknya tidak hanya pada kesehatan anak saat ini, tetapi juga pada generasi berikutnya,” ujar dr. Dwi Wijaya.
Penyebab Stunting
Stunting tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Faktor gizi adalah penyebab utama, dimana ibu hamil dan anak-anak tidak mendapatkan asupan gizi yang memadai, terutama zat penting seperti protein, zat besi, dan vitamin.
Selain itu, faktor sosial ekonomi juga turut memainkan peran penting. Keluarga dengan keterbatasan ekonomi cenderung tidak mampu menyediakan makanan bergizi untuk anak-anaknya. Kondisi ini diperparah oleh pola makan yang tidak seimbang, kurangnya pengetahuan tentang gizi, serta kebiasaan buruk seperti tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama enam bulan pertama.
Menurut dr. Dwi, ada pula faktor pola asuh yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting. Pola asuh yang tidak memperhatikan kesehatan dan perkembangan anak, seperti membatasi jenis makanan tertentu karena mitos atau kepercayaan tradisional, dapat mengakibatkan anak tidak mendapatkan gizi yang cukup.
“Di Pidie, kita masih menghadapi tantangan berupa kebiasaan masyarakat yang masih mempercayai mitos terkait pantangan makanan bagi ibu hamil dan balita. Hal ini menghalangi mereka untuk mendapatkan gizi yang lengkap,” jelasnya.
Ciri-Ciri Anak yang Mengalami Stunting
Anak yang mengalami stunting bisa dikenali dari beberapa tanda fisik dan perkembangan yang terlambat. Ciri-ciri fisik yang paling mencolok adalah tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Selain itu, anak-anak stunting seringkali mengalami masalah kesehatan berulang, seperti infeksi yang sering kambuh, serta keterlambatan dalam perkembangan motorik dan kognitif.
Menurut dr. Dwi, tanda-tanda stunting perlu diwaspadai sejak dini agar intervensi gizi dan kesehatan bisa segera dilakukan. Ia juga mengingatkan pentingnya memeriksakan tumbuh kembang anak secara rutin, baik ke puskesmas maupun dokter spesialis anak, agar kondisi stunting bisa dicegah sebelum terlambat.
“Jika orang tua mulai melihat tanda-tanda seperti berat badan yang sulit naik atau tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usia, sebaiknya segera berkonsultasi ke puskesmas. Dengan deteksi dini, kami bisa melakukan langkah-langkah intervensi yang tepat untuk memperbaiki kondisi anak,” tambah dr. Dwi.
Upaya Dinkes Pidie untuk Mencegah Stunting
Dalam rangka mencegah stunting, Dinas Kesehatan Pidie telah mengimplementasikan berbagai program yang fokus pada peningkatan gizi ibu hamil dan balita. Salah satunya adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal, yang bertujuan untuk menambah asupan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak yang kekurangan gizi.
PMT lokal yang diberikan oleh Dinkes Pidie mencakup makanan siap saji bergizi, biskuit, dan susu formula yang diformulasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dan ibu hamil. Bahan makanan yang digunakan sebagian besar adalah hasil produksi lokal, seperti ikan, telur, daging, serta bahan makanan kaya protein dan vitamin lainnya.
Selain itu, program ANC teratur bagi ibu hamil juga menjadi prioritas untuk memantau perkembangan janin serta memberikan edukasi terkait gizi dan kesehatan selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan secara berkala ini membantu tenaga kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan risiko stunting sejak dini dan memberikan intervensi medis atau gizi yang diperlukan.
“Kami mendorong semua ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ANC secara teratur. Ini adalah langkah penting untuk memastikan ibu dan bayi mendapatkan perawatan yang tepat selama masa kehamilan hingga persalinan,” ujar dr. Dwi.
Tantangan dan Langkah Edukasi
Walaupun berbagai program telah dijalankan, Dinas Kesehatan Pidie masih menghadapi beberapa tantangan dalam menurunkan angka stunting. Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang baik, khususnya terkait konsumsi protein hewani, yang menjadi komponen penting dalam mencegah stunting.
Selain itu, kondisi sosial ekonomi yang sulit juga membuat banyak keluarga di Pidie tidak mampu menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak mereka. Untuk mengatasi hal ini, Dinkes Pidie terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang serta mengajak masyarakat untuk memanfaatkan program PMT yang telah disediakan.
“Kami berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat, baik melalui posyandu maupun program-program kesehatan lainnya, tentang pentingnya pola makan sehat dan gizi yang seimbang bagi ibu hamil dan anak-anak,” jelas dr. Dwi.
Selain itu, Dinkes Pidie juga berupaya meningkatkan kapasitas kader kesehatan yang tersebar di seluruh desa, agar mereka mampu memberikan pendampingan yang lebih efektif kepada ibu hamil dan keluarga dengan balita berisiko stunting.
Melalui berbagai program yang terintegrasi, Dinas Kesehatan Pidie optimis bahwa angka stunting di wilayahnya akan turun. Menurut dr. Dwi, kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat adalah kunci utama untuk mencapai target penurunan stunting.
“Kami berharap dengan penerapan program ANC teratur, pemberian PMT lokal, serta edukasi yang terus menerus, angka stunting di Kabupaten Pidie akan terus menurun. Kami ingin melihat anak-anak Pidie tumbuh sehat, cerdas, dan bebas dari risiko stunting,” tegas dr. Dwi Wijaya.
Ajak Orang Tua Berikan MP-ASI Kaya Pretein Hewani
Dinkes Pidie juga mengajak para orang tua untuk selalu memantau pertumbuhan anak-anak mereka. Pemberian ASI eksklusif, diikuti dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani, merupakan langkah penting dalam mendukung pertumbuhan optimal anak. Anak-anak yang mendapatkan nutrisi yang cukup sejak dini memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh menjadi generasi yang kuat dan produktif di masa depan.
Dengan berbagai upaya tersebut, Dinkes Pidie bertekad untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Kabupaten Pidie.
“Melalui kerja sama yang kuat, kita bisa menghindarkan generasi masa depan dari ancaman stunting,” tutup dr. Dwi optimis.
Ia juga menjabarkan beberapa langkah pencegahan stunting yang dapat dilakukan oleh orang tua, antara lain:
- Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
- Memberikan MP-ASI yang kaya akan nutrisi, terutama protein hewani.
- Rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.
- Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan.
- Memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.
- Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika mengalami sakit.
Dengan berbagai langkah ini, ia berharap masyarakat semakin sadar pentingnya kesehatan anak, sehingga angka stunting dapat terus ditekan.[***]