Habanusantara.net – Seperti biasanya, pergantian malam tahun baru di Aceh khususnya di Kota Banda Aceh kerap tanpa perayaan seperti di provinsi lain.
Beberapa hari sebelumnya, Pemko Banda Aceh bersama Forkopimda setempat juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk tidak merayakan malam pergantian tahun baru masehi.
Menjelang tengah malam, Pemko Banda Aceh bersama Pemerintah Aceh mengerahkan Satpol PP-WH, Polri dan TNI untuk menjaga agar tidak ada perayaan seperti membakar kembang api atau meniup terompet.
Hasilnya, Banda Aceh melalui malam pergantian tahun tanpa perayaan seperti di kota-kota lain di Indonesia. Namun begitu, keramaian di jalan raya tak terbendung karena masyarakat menikmati malam liburan dengan jalan-jalan, sehingga sempat terjadi kemacetan di beberapa titik, khususnya di simpang lima Banda aceh.
Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin mengatakan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya malam pergantian tahun di ibu kota Provinsi Aceh itu tidak ada perayaan yang dilakukan masyarakat kota.
“Alhamdulillah ya, sebagaimana kita lihat dari pantauan detik-detik pergantian tahun berjalan aman dan tidak ada perayaan yang dilakukan oleh masyarakat,” katanya.
“Karena daerah kita menerapkan syariat Islam. Merayakan tahun baru masehi memang tidak sesuai dengan syariat dan adat istiadat atau budaya masyarakat kita,” tambahnya, saat diwawancarai awak media.
Amiruddin mneyebut kesadaran warga untuk tidak merayakan malam pergantian tahun baru masehi karena adanya imbauan dari Forkopmda yang melarang umat Islam merayakan pergantian tahun baru masehi dalam bentuk kegiatan hura-hura.
Kata Amiruddin, seruan tersebut ditaati dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Selain tidak ada suara terompet dan kembang api, di Banda Aceh suasananya juga sangat kondusif. “Tidak ada konsentrasi massa di lokasi-lokasi tertentu, termasuk di lokasi-lokasi wisata,” katanya.