ADVERTORIALDPRKHeadlineParlemen

Tantangan Stunting: Ketua DPRK Banda Aceh Ajak Semua Pihak Bergerak Bersama

×

Tantangan Stunting: Ketua DPRK Banda Aceh Ajak Semua Pihak Bergerak Bersama

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRK Farid Nyak Umar
Ketua DPRK Farid Nyak Umar

Habanusantara.net, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU) terkait penanganan stunting di Kecamatan Kuta Alam.

Kegiatan ini berlangsung beberapa waktu lalu di Banda Seafood, Simpang Lima, Banda Aceh, dan dihadiri oleh berbagai pihak yang terkait dengan isu penanganan stunting.

Acara tersebut dihadiri oleh Kabid Kesmas Dinas Kesehatan, Syukriah, Camat Kuta Alam Arie Januar, Kapolsek Kuta Alam, Ketua Asokulam Alta Zaini, Kapus Kuta Alam, Lia Silvianty, Kapus Lampulo, Hayatun Rahmi, Ketua TP PKK Kecamatan, Tri Suci Apriyenni, para Ketua PKK gampong se-Kecamatan Kuta Alam, para kader posyandu, kader Rumah Gizi Gampong (RGG), serta ibu-ibu dari berbagai perwakilan gampong Kecamatan Kuta Alam.

Farid Nyak Umar, dalam kesempatan tersebut, menggarisbawahi permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan serius, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dia menjelaskan bahwa penilaian keberhasilan seorang kepala daerah juga termasuk sejauh mana kebijakan dan tindakan yang diambil dalam menangani masalah stunting.

Farid menyampaikan data bahwa angka stunting di Banda Aceh mencapai 9,47%, sedangkan di Kecamatan Kuta Alam mencapai 7,7%. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi dan kerja sama antar berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.

“Kami percaya bahwa penurunan angka stunting memerlukan kolaborasi yang kuat, melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat setempat,” ujar Farid.

Farid juga mengajak peserta RDPU untuk berperan aktif dalam menyampaikan perkembangan dan permasalahan yang mereka temui di lapangan, agar upaya menurunkan angka stunting dapat terus ditingkatkan.

Dia berharap bahwa forum RDPU ini akan menjadi wadah untuk mengungkapkan aspirasi ibu-ibu, yang akan diteruskan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh, terutama dalam penyusunan program tahun 2024 yang menekankan penanganan stunting.

Selain itu, Ketua DPD PKS Banda Aceh ini juga mengajak para peserta untuk terus melakukan pendidikan masyarakat agar mereka memahami permasalahan stunting dengan baik.

Farid menekankan bahwa masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi juga membutuhkan kontribusi semua pihak, terutama ibu-ibu yang memiliki balita, untuk aktif mengunjungi Posyandu.

“Kita perlu mengubah pandangan bahwa stunting adalah aib. Ini adalah langkah kita untuk mendidik generasi yang sehat dan kuat, sesuai dengan nilai-nilai agama yang mengajarkan kita untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah,” tambahnya.

Dalam penyampaiannya, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Banda Aceh, Syukriah SKM.,MKM, memaparkan kondisi stunting dari tingkat gampong hingga kota.

Ia mengajak kader posyandu dan Rumah Gizi Gampong (RGG) untuk terus memotivasi para ibu-ibu untuk membawa balita mereka ke Posyandu guna pengumpulan data dan pendampingan. Selain pemeriksaan, balita juga dapat menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di RGG yang tersebar di setiap gampong.

Syukriah menekankan pentingnya peran ibu-ibu dalam menurunkan angka stunting dan mengingatkan kembali tentang kebutuhan PMT bagi balita sebagai salah satu cara menangani stunting.

Sementara itu, Camat Kuta Alam, Arie Januar, mengharapkan adanya sinkronisasi dalam pendataan yang dilakukan oleh pihak gampong, puskesmas, dan Dinas Kesehatan.

Ini diperlukan untuk memastikan bahwa upaya keras yang dilakukan oleh pihak gampong dan kecamatan dalam menurunkan angka stunting benar-benar berhasil dan tidak sia-sia. Januar menegaskan pentingnya kerja sama yang kuat antar berbagai pihak dalam mencapai tujuan tersebut.[Adv]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close