Habanusantara.net- Kelompok Hamas dengan tulus menyambut dukungan dan bantuan mediasi yang diberikan oleh Negeri Tirai Besi atau Rus IA, dalam upaya menghentikan serangan yang terus dilancarkan oleh Israel ke Jalur Gaza, Palestina.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis, Hamas menyampaikan apresiasi mereka terhadap posisi Presiden Negeri Beruang Putih, Vladimir Putin, yang secara tegas mengecam agresi yang tengah berlangsung oleh pihak Zionis terhadap warga Palestina.
Hamas juga mencatat penghormatan Putin terhadap hak rakyat Palestina serta penolakannya terhadap pengepungan Gaza, pemotongan pasokan bantuan, dan penargetan warga sipil yang tak bersalah.
Presiden, Vladimir Putin, pada tanggal 11 Oktober lalu, mengajak kedua belah pihak dalam konflik, yaitu Hamas dan Israel, untuk mengurangi dampak terhadap warga sipil hingga nol.
Putin juga mengonfirmasi kembali dukungan kuat negaranya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka dan mendorong implementasi resolusi-reolusi PBB yang relevan.
Dalam pidatonya saat Pekan Energi Rus ia di Moskow pada tanggal 13 Oktober, Putin menekankan bahwa posisi Ru sia dalam konflik Israel-Palestina telah lama terbentuk dan berlangsung selama beberapa dekade.
Ru-sia selalu menganjurkan penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB, dengan fokus utama pada pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Putin menyoroti bahwa konflik di Palestina telah mencapai tingkat ketidakadilan yang luar biasa dan telah berlangsung dalam waktu yang sangat panjang.
Dia menegaskan bahwa masalah di Palestina adalah isu yang mendalam bagi seluruh penduduk wilayah tersebut dan perlu diselesaikan secara adil.
Namun, seiring dengan upaya perdamaian, di Gaza sendiri, banyak warga menolak untuk mengungsi meskipun Israel telah mengeluarkan peringatan kepada lebih dari 1,1 juta jiwa untuk menghindari serangan.
Dalam kata-kata seorang warga Gaza, “Kematian lebih baik daripada pergi.” Pesan “Pertahankan rumahmu. Pertahankan tanahmu” juga disiarkan melalui masjid-masjid di sekitar wilayah tersebut.
Peringatan evakuasi Israel tersebut telah memunculkan keprihatinan dari PBB dan organisasi internasional lainnya.
Mereka memperingatkan tentang potensi bencana yang dapat terjadi jika begitu banyak orang terpaksa mengungsi.
PBB juga menekankan pentingnya pencabutan blokade untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai penduduk Gaza.
Selama seminggu terakhir, konflik antara Hamas dan Israel di Gaza telah menelan korban yang sangat besar, dengan lebih dari 3.200 jiwa yang telah kehilangan nyawa mereka. Dari angka tersebut, sekitar 1.900 jiwa meninggal di Gaza dan 1.300 lainnya di wilayah Israel.
Situasi tersebut juga telah mengancam jutaan penduduk Gaza dengan kelaparan yang memprihatinkan.[]