Habanusantara.net- Masyarakat di jalur Gaza saat ini menghadapi kondisi sulit akibat serangan berkelanjutan oleh Israel. Serangan ini telah mengakibatkan putusnya komunikasi dengan dunia luar sejak Jumat malam (27/10).
Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengumumkan bahwa pasukan mereka masih berada di lapangan dan berencana untuk melanjutkan operasi militer.
Namun, ia tidak memberikan rincian mengenai waktu penarikan pasukan.
Akibat berkurangnya komunikasi, bantuan kemanusiaan seperti makanan, air, dan obat-obatan menjadi sulit diantarkan kepada warga Gaza.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa ambulans dan petugas medis kesulitan untuk mencapai lokasi yang membutuhkan pertolongan.
Israel telah memerintahkan serangan yang semakin luas terhadap Gaza setelah tiga pekan sejak serangan mendadak oleh kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Serangan ini telah memutuskan komunikasi di seluruh Gaza, termasuk layanan internet dan telepon selama lebih dari 12 jam.
Situasi tersebut telah mendapat perhatian serius dari lembaga-lembaga bantuan di seluruh dunia, yang menyebutnya sebagai bencana kemanusiaan besar.
Diperkirakan lebih dari 7.000 warga Palestina telah tewas sejak awal serangan militer oleh Israel.
Selain itu, blokade total yang dijalankan oleh Israel selama beberapa tahun terakhir telah membuat 2,3 juta warga Gaza terjebak dalam kondisi yang semakin memburuk[Is]
