Habanusantara.net, Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh diminta untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap pengembangan industri pariwisata.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRK Banda Aceh, Syarifah Munirah, bahwa sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banda Aceh.
Dalam pernyataannya, Syarifah Munirah menyoroti bahwa alokasi anggaran belum sepenuhnya difokuskan pada industri pariwisata, terutama ketika berbagai sektor lainnya masih perlu perhatian. Ia menilai bahwa pengembangan pariwisata dapat menjadi solusi untuk meningkatkan PAD, sambil mendukung pertumbuhan sektor lain seperti UMKM, industri, bisnis, dan transportasi.
“Saya melihat anggaran juga belum fokus pada industri pariwisata, karena juga di Banda Aceh tidak ada PAD yang menjanjikan mengingat kita industri juga kurang,” ujar Syarifah Munirah.
Dalam konteks penerimaan PAD, Syarifah Munirah menyatakan bahwa sektor pariwisata belum memberikan kontribusi maksimal.
Oleh karena itu, ia mendesak dinas terkait untuk meningkatkan inovasi dan perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata.
“Memang dinas ini bukan OPD yang ditargetkan untuk mendatangkan PAD, tapi dengan peran dinas ini bisa menghidupkan UMKM penindutrian juga, bisnis, transportasi, travel hidup begitu,” tegasnya.
Syarifah Munirah juga menyoroti kekurangan fasilitas pariwisata di Banda Aceh. Ia mengakui bahwa banyak pengusaha kecil yang tumbuh secara mandiri tanpa mendapatkan modal dari pemerintah.
Dalam pandangannya, fasilitas pariwisata yang kurang memadai menjadi salah satu kendala dalam menarik lebih banyak kunjungan wisatawan.
“Geliat pariwisata dan UMKM di Banda Aceh harus dibungkus dengan baik, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan dan ekonomi masyarakat Banda Aceh,” paparnya.
Ia juga menilai bahwa pemerintah perlu menjemput bola untuk mengoptimalkan potensi pariwisata di Banda Aceh. Dengan mengelola industri pariwisata secara efektif, kota ini dapat memperoleh pendapatan dari sektor pajak hotel, warung-warung, dan usaha kecil lainnya yang berkembang seiring dengan pertumbuhan pariwisata.
“Ada hotel dari distribusi pajak, kalau pengunjung kurang ke Banda Aceh dari mana kita dapatkan itu. Warung-warung juga bergeliat, saya melihat pemerintah harus buka mata jemput bola juga,” tandas Syarifah Munirah.
Melalui seruannya, DPRK Banda Aceh berharap Pemerintah Kota dapat memberikan prioritas lebih pada pengembangan sektor pariwisata, meningkatkan fasilitas, dan mengoptimalkan potensi agar Banda Aceh dapat menjadi destinasi pariwisata yang menarik dan memberikan kontribusi signifikan terhadap PAD.[Adv]