BeritaHeadlineNasionalNews

Duh…Kemiskinan Aceh Kembali Meningkat, Naik 11 Ribu Orang

×

Duh…Kemiskinan Aceh Kembali Meningkat, Naik 11 Ribu Orang

Sebarkan artikel ini
Fatimah, wanita renta berada di rumahnya Desa Paya Demam Sa, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, Sabtu (26/9/2015). Dia tinggal bersama tiga cucunya di rumah kayu yang sudah penuh lubang dan nyaris rubuh. [Sumber Foto/ Aceh.tribunnews]

Habanusantara.net, Persentase Angka Kemiskinan Aceh kembali mengalami kenaikan dari 14,64 persen pada Maret 2022 menjadi 14,75 persen pada September 2022.

“Dilihat dari jumlahnya, pada September 2022, jumlah penduduk miskin di Aceh sebanyak 818,47 ribu orang, mengalami kenaikan sebesar 11,7 ribu orang dibandingkan kondisi Maret 2022 yang jumlahnya 806,82 ribu orang,” kata Dadan Supriadi, Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Aceh dalam rilis yang diterima Habanusantara.net, Selasa (17/1/2023).

Kenaikan angka kemiskinan tidak hanya terjadi di Aceh ternyata, tapi juga terjadi pada tingkat nasional dan Mayoritas propinsi di Indonesia.

“Aceh mengalami kenaikan sebesar 11,7 ribu orang dibandingkan kondisi Maret 2022,” sebut Dadan.

Dadan menyebutkan, kenaikan penduduk miskin di daerah pedesaan dari 16,87 persen menjadi 17,06 persen, sedangkan di daerah perkotaan mengalami kenaikan dari 10,31 persen menjadi 10,35 persen.

Statistisi Ahli Madya BPS Aceh ini mengungkapkan, kenaikan jumlah penduduk miskin pada September 2022 disebabkan oleh garis kemiskinan yang mengalami peningkatan.

Garis kemiskinan di Aceh pada September 2022 mengalami kenaikan sebesar 6,57 persen jika dibandingkan dengan Maret 2022, yaitu dari Rp 579.227 per kapita per bulan menjadi Rp 617.293 per kapita per bulan.

“Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan,” tuturnya.

Komoditi tersebut di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, dan ikan tongkol/tuna/cakalang, sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin, dan listrik.

“Kenaikan pada garis kemiskinan disebabkan oleh inflasi,” ujarnya lagi.

Inflasi umum (year-on-year) pada September 2022 sebesar 7,38 persen, jauh lebih tinggi dibanding Maret 2022 sebesar 3,62 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada transportasi sebesar 21,00 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,93 persen.

Ia menambahkan, Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, dimensi lain yang perlu diperhatikan yaitu tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin, apakah menjauhi atau mendekati garis kemiskinan, sedangkan indeks keparahan kemiskinan (P2) mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin itu sendiri.

Indeks kedalaman kemiskinan mengalami kenaikan dari 2,489 pada Maret 2022 menjadi 2,897 pada September 2022. Hal yang sama juga terjadi dengan indeks keparahan kemiskinan (P2) yang mengalami kenaikan dari 0,613 pada Maret 2022 menjadi 0,780 pada September 2022.

BPS Provinsi Aceh berkomitmen untuk terus menyajikan data statistik berkualitas dan tepat waktu. Indikator ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi Pemerintah dalam menjalankan kebijakan dan pembangunan secara merata di Aceh.[Is]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close