Haba Nusantara.net– Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Syarifah Munira, menyatakan keprihatinannya terhadap maraknya kasus kekerasan, pembunuhan, hingga percobaan bunuh diri di kalangan anak muda Banda Aceh dalam beberapa waktu terakhir.
Ia menilai persoalan ini harus segera diatasi dengan pendekatan menyeluruh melibatkan berbagai pihak, termasuk ulama dan psikolog.
“Kita prihatin melihat kondisi seperti ini terus terjadi. Berbagai upaya perlu dilakukan, dan membutuhkan peran keluarga serta masyarakat sekitar,” kata Syarifah, Selasa (15/4/2025).
Ia menilai banyak kasus kekerasan bermula dari konflik kecil dalam keluarga maupun lingkungan yang tidak terselesaikan, sehingga menumpuk menjadi persoalan besar.
Menurutnya, pendekatan edukatif untuk memperkuat nilai kekeluargaan sangat penting agar anak-anak memiliki kontrol emosi yang baik.
“Peran keluarga dan masyarakat sangat vital. Maka perlu pendekatan yang edukatif untuk memperkuat nilai-nilai kekeluargaan,” jelasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengawasan wilayah oleh aparat keamanan, khususnya di area rawan, dengan meningkatkan patroli dan mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling).
Syarifah menegaskan penindakan kasus kekerasan harus dilakukan secara tegas tanpa pandang bulu agar memberikan efek jera bagi pelaku dan keadilan bagi korban.
Ia juga mengingatkan pentingnya pendidikan karakter sebagai prioritas dalam sistem pendidikan formal, agar anak-anak memiliki kesadaran hukum, kontrol emosi, dan nilai moral sejak dini.
“Anak-anak kita perlu dibekali dengan kontrol emosi, kesadaran hukum, dan nilai moral sejak dini. Ini bisa dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau penyuluhan rutin bekerja sama dengan lembaga dakwah dan psikologi,” ungkapnya.
Ia mendorong pemerintah untuk menyediakan layanan konseling dan kesehatan mental secara lebih luas.
Menurutnya, banyak pelaku kekerasan yang sebenarnya mengalami tekanan psikologis atau gangguan kepribadian yang tidak terdeteksi oleh keluarga maupun lingkungan sekitar.
“Ini bagian dari pencegahan. Banyak masyarakat mengalami narsistik atau gangguan kepribadian, tapi tak menyadarinya. Di sinilah pentingnya layanan konsultasi yang mudah diakses,” ujarnya.
Syarifah juga menegaskan bahwa penyelesaian persoalan kekerasan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan semua pihak, termasuk ulama, aparat, hingga tokoh masyarakat, harus bergandengan tangan.
“Pemerintah juga perlu mengajak seluruh elemen untuk sama-sama menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya.[***]