Hababusantara.net, Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya (Abdya) mengandalkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai salah satu upaya utama untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati, menyatakan bahwa program ini secara rutin diberikan kepada anak-anak yang berat badannya tidak mengalami kenaikan di posyandu.
“PMT untuk pencegahan, terutama bagi anak yang mengalami masalah gizi, diberikan terus selama 90 hari sesuai dengan anggaran puskesmas,” jelasnya.
Isinya
Intervensi Gizi melalui PMT
Program PMT di Abdya dirancang khusus untuk anak-anak yang mengalami masalah pertumbuhan, termasuk anak dengan gizi kurang dan stunting.
Makanan yang diberikan sudah siap dikonsumsi dan telah diolah oleh kader posyandu dengan pendampingan petugas gizi puskesmas.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan yang tepat dan bergizi, tanpa menyulitkan orang tua dalam proses penyajiannya.
“Setiap makanan yang diberikan telah melalui proses pengolahan yang diawasi langsung oleh petugas gizi, sehingga anak-anak hanya tinggal mengonsumsinya. Tidak ada kendala dalam proses ini karena PMT dirancang sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak tersebut,” ujar Safliati.
Penurunan Angka Stunting yang Signifikan
Upaya berkelanjutan dari Dinas Kesehatan Abdya ini mulai membuahkan hasil.
Angka stunting di Kabupaten Abdya pada tahun 2022 berdasarkan data Survei status gizi indonesia (SSGI) mencapai 35,2 persen. Namun, pada tahun 2023, berdasarkan data Survei kesehatan Indonesia (SKI) angka tersebut turun signifikan menjadi 27,9 persen.
Penurunan ini mencerminkan keberhasilan berbagai program intervensi yang telah dilakukan, termasuk PMT dan sosialisasi mengenai pentingnya gizi untuk pertumbuhan anak.
“Kami berharap dengan survei yang akan datang, angka stunting di Kabupaten Abdya terus menurun,” harap Safliati.
Kendala dan Tantangan
Meskipun program PMT berjalan lancar, Dinas Kesehatan Abdya tetap menghadapi beberapa tantangan. Salah satu kendala utama adalah edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi bagi anak-anak, khususnya bagi mereka yang mengalami stunting.
Sosialisasi terkait pola makan sehat dan gizi seimbang masih menjadi fokus agar para orang tua lebih memahami bagaimana menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak.
“Kami terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada orang tua, terutama tentang jenis makanan yang perlu diberikan kepada anak yang stunting atau gizi kurang. Makanan yang kami berikan sudah siap konsumsi, sehingga diharapkan anak-anak mendapatkan nutrisi yang sesuai,” lanjut Safliati.
Upaya Ke Depan
Setiap tahun, berbagai upaya terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Abdya untuk menekan angka stunting. Program-program ini didukung oleh pendanaan dari DAK non fisik dan DAU dijalankan melalui puskesmas di seluruh wilayah kerja.
Fokus utama Dinas Kesehatan adalah mencegah munculnya kasus stunting baru, sambil terus menangani anak-anak yang sudah mengalami masalah gizi dengan intervensi gizi spesifik.
Dengan langkah-langkah strategis dan komitmen yang kuat, Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya optimis dapat menurunkan angka stunting di masa mendatang, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik untuk pertumbuhan anak-anak.
Ajak Orang Tua Berikan MP-ASI Kaya Protein Hewani
Dinas Kesehatan Abdya mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani, seperti daging, ikan, dan telur.
Protein hewani penting dalam mendukung pertumbuhan optimal anak.
Safriati menekankan bahwa pemberian MP-ASI yang seimbang sangat penting dalam mencegah stunting.
“Kami selalu mengingatkan orang tua untuk memperhatikan pertumbuhan anak secara rutin. Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Safliati.
*Langkah-Langkah Pencegahan Stunting*
Safriati juga menguraikan beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah stunting, yang meliputi:
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak.
Memperkenalkan MP-ASI yang kaya nutrisi, terutama protein hewani, ketika anak sudah berusia lebih dari enam bulan.
Rutin memeriksakan perkembangan anak ke dokter atau puskesmas untuk memastikan pertumbuhan dan status gizi anak.
Melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
Memberikan stimulasi sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik.
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar anak terhindar dari penyakit.
Segera membawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika mereka menunjukkan tanda-tanda sakit.[***]