Menurut Rizki, pemerintah perlu melihat pesantren sebagai aset daerah yang memiliki potensi besar dalam membangun karakter dan kemandirian generasi muda.
“Kalau pesantren kuat, karakter anak muda juga kuat. Santri bisa kita dorong ke dunia digital, kewirausahaan, dan lingkungan hidup. Jadi, mereka tidak hanya jadi pelajar yang baik, tapi juga pelaku perubahan,” tambahnya.
Ia berharap, peringatan Hari Santri Nasional tahun ini tidak berhenti pada seremoni semata, melainkan menjadi langkah konkret untuk memperkuat peran santri di berbagai sektor kehidupan.
“Santri itu punya semangat luar biasa. Kalau dibina dan diberi ruang, mereka bisa menjadi kekuatan besar untuk kemajuan Sabang dan Aceh pada umumnya,” pungkasnya.



















