Ia menegaskan, posisi Sabang sebagai daerah paling barat Indonesia memiliki makna simbolis dalam menjaga keutuhan negara. Karena itu, kata Darmawan, para santri di Sabang harus memaknai identitasnya bukan hanya sebagai pelajar agama, tetapi juga sebagai pilar kebangsaan yang menebarkan nilai toleransi, moderasi, dan persaudaraan di tengah masyarakat yang majemuk.
“Di kota kecil yang menjadi gerbang Indonesia ini, para santri harus menjadi contoh dalam menjaga harmoni sosial dan semangat kebangsaan. Kita ingin santri Sabang menjadi generasi yang cerdas secara intelektual dan spiritual,” tambahnya.
Lebih lanjut, Darmawan menyoroti pentingnya dukungan nyata dari pemerintah daerah untuk memperkuat eksistensi lembaga pendidikan dayah dan pesantren. Menurutnya, keberadaan pesantren di Sabang telah memainkan peran vital dalam membentuk karakter generasi muda yang religius, disiplin, dan berintegritas.
“Kita perlu memperkuat sinergi antara pemerintah kota, DPRK, dan lembaga keagamaan untuk memajukan pesantren. Dukungan bisa berupa peningkatan fasilitas pendidikan, pelatihan kewirausahaan santri, hingga pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi,” jelasnya.



















