Babak Kedua: Makin Banyak Bolong daripada Harapan
Belum juga sempat ngopi di ruang ganti, Indonesia sudah kembali kebobolan di menit ke-48. Ri Kyong-bong mencetak gol ketiga Korea Utara dengan sontekan dari jarak dekat. Umpan silang Pak Kwang-song lagi-lagi jadi mimpi buruk untuk sisi pertahanan kanan Indonesia.
Drama makin menjadi di menit ke-60 ketika wasit menunjuk titik putih setelah tangan Putu Panji menyentuh bola di kotak penalti. Kim Tae-guk yang menjadi eksekutor sukses memperdaya Dafa, dan papan skor berubah jadi 4-0. Setengah lusin hampir tercapai.
Dan memang, tak perlu waktu lama. Menit ke-61, Ri Kang-Rim mencetak gol kelima. Long ball dari belakang gagal diantisipasi oleh lini belakang Indonesia, dan dengan satu tendangan, gawang Dafa kembali terkoyak.
Seolah belum cukup, menit ke-77, Pak Ju-won menuntaskan sepak pojok dengan tembakan mendatar yang sempat membentur tiang sebelum masuk. Skor akhir 6-0.
Korea Utara Lolos, Indonesia Pulang dengan Catatan
Kemenangan besar ini membawa Korea Utara ke semifinal, di mana mereka akan bertemu dengan Uzbekistan yang menyingkirkan Uni Emirat Arab 3-1. Bagi Indonesia, kekalahan ini menyakitkan tapi tetap mengandung pembelajaran.
Meskipun gagal mengulang prestasi tahun 1990 saat melaju ke semifinal, setidaknya Garuda Muda menyamai capaian di edisi 2018 di bawah pelatih Fachry Husaini—sama-sama mentok di delapan besar. Namun, masyarakat berharap perkembangan sepak bola usia muda ke depannya tidak hanya soal angka, tapi juga soal arah yang jelas.