Habanusantara.net, Kuala Simpang, sebuah kota kecil yang terletak di Kabupaten Aceh Tamiang, menyimpan keunikan kuliner yang sayang untuk dilewatkan, yaitu Nasi Perang. Meskipun dikenal sebagai kota transit yang ramai di jalur menuju Sumatera Utara atau Langsa, Kuala Simpang memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi mereka yang suka dengan kuliner khas daerah.
Salah satu tempat yang wajib dikunjungi adalah Warung Nasi Perang Bang Wanda yang terletak di pusat kota, tepat di antara pos Satlantas Jalan Ade Suryani, kawasan yang juga dikenal dengan tanjakan belokan dua jalur.
Warung ini selalu ramai dikunjungi, terutama pada malam hari setelah waktu Isya. Di sini, Anda bisa menemukan Nasi Perang yang dibungkus dengan daun pisang tua, sebuah tradisi kuliner khas yang sudah menjadi ciri khas kawasan ini.
Nasi Perang Bang Wanda tidak hanya menyajikan nasi dengan lauk yang sederhana, namun menawarkan variasi lauk yang besar dan lezat, seperti ikan, ayam, telur, serta tetelan dan sate-satean yang menggugah selera. Keunikannya terletak pada ukuran lauk yang besar dan porsinya yang melimpah.
Nirmawati, salah satu warga Kuala Simpang, mengungkapkan bahwa dirinya sering mengunjungi warung ini untuk makan malam.
“Saya suka kemari kalau malam, kadang bersama suami atau anak-anak. Porsi nasi yang dibungkus cukup besar dan lauknya nggak pelit, apalagi sate jengkol dan sate telur puyuh rendangnya yang unik,” katanya sambil tersenyum.
Bagi Nirmawati, rasa nasi yang harum dengan aroma daun pisang adalah yang paling menggugah selera. “Yang paling saya suka itu nasi yang pakai telur bulat dan lauk sate-sateannya yang enak,” ujarnya.
Harga yang ditawarkan di Warung Nasi Perang Bang Wanda sangat terjangkau. Untuk satu bungkus Nasi Perang, pelanggan hanya perlu merogoh kocek Rp 8.000, dengan pilihan lauk yang bervariasi. Sate-sateannya, yang bisa dipilih sesuai selera, harganya mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per tusuk.
“Harga yang terjangkau dengan porsi besar, ditambah rasa yang mantap, membuat siapa saja yang datang tidak akan menyesal,” tambah Nirmawati.
Keunikan lainnya yang patut dicatat adalah sambalnya. Mustafa, seorang sopir minibus yang sering lewat Kuala Simpang, menjelaskan bahwa nasi perang dengan sambal ikan di Warung Bang Wanda memiliki rasa yang berbeda dan wajib dicoba.
“Sambalnya itu unik, rasa ikan yang khas, dan tentu saja nasi yang pulen dan harum membuat makan jadi lebih nikmat,” ujar Mustafa.
Bahkan, ia mengungkapkan bahwa penumpangnya selalu meminta berhenti di kawasan ini hanya untuk menikmati Nasi Perang. “Bahkan kalau tidak ada penumpang, saya tetap berhenti di sini. Nasi perang satu tidak cukup, pasti dua bungkus,” tambahnya.
Warung Nasi Perang Bang Wanda tidak hanya menyajikan makanan yang lezat, tetapi juga menjadi tempat yang akrab bagi banyak orang, baik sopir maupun wisatawan yang melintasi kota ini. Nasi Perang yang menjadi favorit para pengunjung memang merupakan kuliner legendaris yang sudah dikenal luas di kawasan Aceh Tamiang, terutama di kalangan warga lokal dan para pengemudi yang sering melintasi kawasan ini.
Seiring berjalannya waktu, Nasi Perang semakin dikenal sebagai salah satu ikon kuliner Aceh Tamiang. Terlebih, bagi mereka yang ingin merasakan kehangatan dan kelezatan makanan tradisional, warung ini menjadi pilihan tepat. Dengan suasana yang sejuk di malam hari dan suasana ramai khas kawasan transit, pengalaman makan di sini menjadi semakin istimewa. Satu hal yang pasti, siapa saja yang mampir di Warung Nasi Perang Bang Wanda akan merasakan kenikmatan makanan yang tak hanya lezat, tetapi juga penuh dengan cerita sejarah kuliner Aceh Tamiang.
Jadi, jika Anda berkunjung ke Aceh Tamiang, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati Nasi Perang yang kaya rasa ini. Bukan hanya menawarkan cita rasa yang unik, tetapi juga memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.***