Habanusantara.net, Air Terjun Tamsar 27, keajaiban alam yang tersembunyi di Desa Bengkelang, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang, menjadi daya tarik bagi para pencinta keindahan alam.
Dengan 27 tingkatan batu alam yang memukau, air terjun ini menawarkan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Sejuknya air berwarna hijau kebiruan berpadu dengan rindangnya pepohonan di sekitarnya, menciptakan suasana asri dan menenangkan. Tidak heran, destinasi ini disebut sebagai “surga tersembunyi” di tengah pegunungan Aceh Tamiang.
Tamsar, yang dalam bahasa Gayo berarti “air terjun,” merupakan salah satu destinasi yang mulai bangkit setelah sebelumnya redup akibat pandemi. Setiap akhir pekan, sekitar 100 pengunjung dari berbagai daerah datang untuk menikmati keindahannya, meskipun akses menuju lokasi tergolong menantang.
“Perjalanan ke Tamsar memang cukup berat, tetapi semua itu terbayar begitu melihat keindahan air terjun ini,” ujar Ardan, Datok Penghulu Kampung Bengkelang.
Untuk mencapai Tamsar 27, pengunjung harus menempuh perjalanan sejauh sekitar 51 kilometer dari pusat Kabupaten Aceh Tamiang.
Perjalanan ini melibatkan rute berliku dan medan berbukit, melewati kawasan perkebunan sawit, hutan produksi, hingga hutan lindung. Sepanjang jalan, pengunjung disuguhi pemandangan yang memesona, termasuk titi kayu dan aliran sungai yang menambah kesan petualangan.
Namun, keterbatasan infrastruktur menjadi salah satu tantangan utama. “Kami sedang memperbaiki jalan secara swadaya, menutup jalan berlumpur dengan kerikil. Jika akses ini selesai, kami yakin Tamsar 27 akan lebih mudah dijangkau,” tambah Ardan.
Ia juga berharap pemerintah daerah dan pusat dapat membantu mengembangkan fasilitas di kawasan wisata ini.
Meskipun akses masih terbatas, Tamsar 27 memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan.
“Kami bangga karena Tamsar memiliki keunikan yang tidak dimiliki tempat lain. Dengan dukungan fasilitas seperti musala dan toilet, kami yakin tempat ini bisa bersaing dengan destinasi wisata populer lainnya,” kata Ardan.
Pesona Tamsar 27 tak hanya terletak pada keindahan air terjunnya. Kawasan ini juga merupakan habitat orangutan dan ikan sungai langka, menambah daya tarik bagi pecinta alam dan konservasi.
Camat Bandar Pusaka, Cakra Agie Winapati, menilai Tamsar 27 memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
“Kami sudah mengajak komunitas sepeda Atam Bike untuk menjadikan Tamsar sebagai destinasi gowes. Dengan cara ini, kami berharap daerah ini semakin dikenal,” jelasnya.
Selain itu, upaya Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dalam membangun kembali Tamsar 27 patut diapresiasi. Mereka tidak hanya memperbaiki akses jalan, tetapi juga melakukan promosi secara mandiri untuk menarik minat wisatawan. “Kami memulai dari nol lagi. Segala yang pernah kami kerjakan sebelum pandemi, kini kami ulangi,” ujar Ardan.
Pengunjung yang datang ke Tamsar 27 tidak hanya disuguhi pemandangan alam yang memukau, tetapi juga merasakan keramahan warga setempat. Kehadiran wisatawan memberikan dampak positif pada perekonomian desa.
“Warung-warung kecil mulai merasakan manfaat dari Tamsar 27. Kami berharap ini bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Ardan.’
Meskipun belum tersedia warung atau fasilitas lengkap di lokasi air terjun, pengunjung disarankan untuk membawa bekal sendiri. Namun, minimnya fasilitas ini tidak menyurutkan antusiasme para wisatawan.
“Keindahan Tamsar 27 membuat saya lupa lelahnya perjalanan. Setiap tingkat air terjun menawarkan pemandangan berbeda yang sangat memukau,” ungkap Muhammad Haris, seorang wisatawan asal Aceh Timur.
Dengan segala keindahan yang ditawarkan, Tamsar 27 memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi unggulan di Aceh Tamiang.
Dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga kelestarian alam di kawasan ini menjadi kunci agar Tamsar 27 terus berkembang dan menarik lebih banyak wisatawan dari dalam maupun luar daerah.***