Kesehatan

Dinkes Aceh Utara Gencarkan PHBS, PMT Lokal dan ANC Teratur untuk Atasi Stunting

×

Dinkes Aceh Utara Gencarkan PHBS, PMT Lokal dan ANC Teratur untuk Atasi Stunting

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net – Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara terus menggencarkan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal, serta pemeriksaan kehamilan secara teratur (ANC).

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh Utara, Samsul Bahri, SKM, MKM, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah daerah dalam menekan prevalensi stunting yang saat ini masih mencapai 25,2 persen berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.

Sementara itu, data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) mencatat ada sekitar 3,8 persen atau 1.666 kasus stunting di Aceh Utara.

“Dinas Kesehatan terus berupaya mengurangi angka stunting melalui program intervensi spesifik, seperti pembinaan kader posyandu secara langsung di desa dengan sistem lima meja, pelatihan teknik pengukuran dan pencatatan yang benar, serta peningkatan kecakapan kader posyandu,” ujar Samsul Bahri.

Ia menjelaskan bahwa dari 958 posyandu yang ada di Aceh Utara, pelatihan kader dilakukan secara bertahap untuk memperkuat intervensi stunting di tingkat Gampong.

Namun, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini. Latar belakang pendidikan kader posyandu mempengaruhi kemampuan mereka dalam menerima pengetahuan dan keterampilan terkait penanganan stunting.

“Kadang-kadang, kader yang telah terlatih dan berpengalaman harus diganti ketika kepala desa baru menjabat, sehingga pelatihan harus diulang,” tambahnya.

Samsul Bahri menegaskan pentingnya peran kader dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan cakupan imunisasi, serta pemberian PMT lokal kepada anak-anak yang mengalami masalah gizi.

Selain itu, Dinkes Aceh Utara juga fokus pada pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri untuk mencegah anemia, yang berpotensi memicu stunting pada anak-anak yang mereka lahirkan nanti.

Dalam hal pelayanan kehamilan, Dinkes Aceh Utara menargetkan pemeriksaan kehamilan (ANC) minimal enam kali selama masa kehamilan.

“Dengan ANC yang teratur, kami bisa mendeteksi lebih dini risiko stunting serta memberikan intervensi gizi yang tepat bagi ibu hamil,” jelas Samsul Bahri.

Pemeriksaan kehamilan ini sangat penting untuk memastikan bahwa ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama zat besi yang dibutuhkan untuk mencegah kekurangan gizi pada janin.

Dinas Kesehatan Aceh Utara juga terus memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya PHBS dalam pencegahan stunting.

Edukasi ini mencakup pola hidup bersih, gizi seimbang, dan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.

“Kami juga mendorong orang tua untuk memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya protein hewani, seperti daging, ikan, dan telur, yang penting untuk mendukung pertumbuhan anak,” tambah Samsul Bahri.

Dengan berbagai upaya tersebut, Samsul Bahri optimistis bahwa angka stunting di Aceh Utara akan terus menurun.

Kolaborasi antara kader posyandu, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.

“Jika kita semua bekerja sama, kami yakin generasi penerus Aceh Utara akan tumbuh sehat dan terhindar dari risiko stunting,” harapnya.

Ajak Orang Tua Berikan MP-ASI Kaya Protein Hewani

Selain program PMT, Samsul Bahri juga mengajak para orang tua untuk memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang kaya akan protein hewani.

“Protein seperti daging, ikan, dan telur sangat penting dalam mendukung pertumbuhan optimal anak,” ujarnya.

Ia juga menekankan orang tua untuk rutin memantau pertumbuhan anak. “Jika berat badan anak tidak naik, segera periksa ke dokter di puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” tambahnya.

Samsul Bahri menjabarkan beberapa langkah pencegahan stunting yang dapat dilakukan oleh orang tua, antara lain : Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak, memberikan MP-ASI yang kaya akan nutrisi, terutama protein hewani, serta rutin memeriksakan perkembangan, pertumbuhan, dan status gizi anak ke dokter atau puskesmas.

Ia juga mengingatkan pentingnya melengkapi imunisasi wajib dan tambahan sesuai jadwal yang ditentukan, memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia bayi untuk mendukung perkembangan kognitif dan motorik, serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar tetap sehat.

“Segera bawa bayi ke rumah sakit atau dokter jika mengalami sakit,” pungkasnya.[***]

Tinggal Komentar Anda
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close