Habanusantara.net – Kegiatan puncak Madrasah for Religion, Sport, Art, and Language (MARSSAL ke-10) di MTSN 1 Model Gampong Keuramat, Kecamatan Kuta Alam, tidak hanya menjadi ajang penutupan yang meriah, tetapi juga menjadi momen penting bagi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Farid Nyak Umar, untuk memberikan apresiasi dan pesan moral kepada para peserta.
Dalam kesempatan tersebut, Farid Nyak Umar secara tegas mengapresiasi penyelenggaraan kompetisi antar siswa sekolah madrasah dan sekolah umum yang dirangkum dalam kegiatan MARSSAL ke-10.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan wadah pembentukan karakter dan peningkatan kualitas peserta didik di wilayah Banda Aceh.
Farid menyampaikan harapannya agar kegiatan yang berlangsung selama empat hari itu mampu melahirkan output positif bagi peserta didik, baik di MTsN maupun bagi generasi Aceh secara keseluruhan. Beliau menekankan pentingnya memadukan kompetisi sains antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama.
“Sampai hari ini masih terdapat dikotomi antara sains dan agama. Padahal, ilmu umum dan agama merupakan satu kesatuan. Dalam Islam, ketika seorang muslim mempelajari pengetahuan umum, maka dia sesungguhnya sedang kembali mempelajari ayat-ayat kebesaran yang terpampang di alam semesta,” ungkap Farid.
Farid juga menyoroti pentingnya anak-anak madrasah untuk tidak hanya memiliki kecerdasan dalam hal keagamaan, tetapi juga perlu ditempa dalam ilmu sains dan teknologi.
Dia mengajak generasi muda Aceh untuk terus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, mengingat bahwa banyak tokoh cendekiawan Muslim yang telah memberikan sumbangan besar dalam peradaban dunia, seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Khindi, dan lainnya.
Tak hanya itu, Farid juga mengajak siswa MTsN untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka, terutama dalam hal penguasaan bahasa.
Menurutnya, bahasa merupakan jendela dunia, dan menguasai bahasa merupakan modal penting bagi siswa untuk menjelajahi dunia. Dalam konteks globalisasi saat ini, penguasaan bahasa Inggris, Mandarin, dan Arab menjadi hal yang krusial bagi siswa.
“Jangan pernah lelah belajar untuk menggapai cita-cita setinggi langit. Kompetisi MARSSAL ini bukan hanya langkah awal, tetapi juga motivasi bagi adik-adik kita untuk terus semangat menuntut ilmu hingga membuat bangga orang tua,” ucap Farid penuh semangat.
Dengan penuh harap, Farid mengakhiri pesannya dengan mengajak siswa-siswi MTsN Model untuk tetap bersemangat, berikhtiar, dan berdoa, dengan keyakinan bahwa mereka akan menjadi teladan bagi madrasah-madrasah lain di Kota Banda Aceh bahkan di seluruh Aceh.[Adv]