![]() |
Anggota DPRK Ismawardi [Foto/For Habanusantara] |
Habanusantara.net, Banda Aceh- Anggota DPRK Banda Aceh Ismawardi, SPd meminta kepada Kepolisian untuk mengusut tuntas terkait dengan pengiriman Darah dari PMI Kota Banda Aceh ke Tangerang.
Atas kejadian tersebut Ismawardi sangat menyayangkan kejadian ini dan meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas.
“Tidak ada ampun bagi oknum yang terlibat dalam tindakan ini, kita berharap agar diproses sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara kita. Ini kejadian yang sangat memalukan dan telah mencoreng nama PMI kota Banda Aceh yang selama ini telah bekerja ikhlas dalam memberikan pelayanan kemanusiaan, sesuai dengan moto setetes darah dapat menyelamatkan nyawa anda,” kata Ismawardi menanggapi terkait adanya berita pengiriman darah dari PMI Banda Aceh ke Tangerang.
“Saya berharap kejadian ini jangan terulang lagi,” ujar Anggota DPR Kota Banda Aceh itu
Ia menuturkan, kebutuhan darah di Aceh sangat banyak, tadak hanya dirumah sakit yang ada di Kota Banda Aceh juga dirumah sakit yang di daerah.
“Karena itu minta polisi untuk mengusut tuntas pengiriman darah dari PMI Banda Aceh apakah ada indikasi kesalahan SOP atau tidak,”tegasnya
Politisi Partai Amanat Nasional(PAN) Ismawardi, juga mendukung pernyataan dari dr. Natalina yang menyanyangkan terkait ada kejadian tersebut.
Ia menuturkan pengiriman darah keluar Aceh atau provinsi lain memang dibolehkan, asalkan stok darah darah di Aceh harus mencukupi terlebih dulu, dan dilakukan sesuai prosedur (SOP) yang benar.
Hal tersebut mengacu pada aturan Permenkes No 91 tahun 2015 terkait biaya pengganti pengelolaan darah, yakni Rp 350 ribu per kantong darah dan sama seluruh Indonesia.
“Kalau dibilang mencukupi, seharusnya tidak ada lagi pesan berantai yang dikirim tentang kebutuhan darah. Selain itu juga kebutuhan penderita Thalasemia yang memang harus tertangani dengan cepat, tanpa harus menunggu. Demikian pasien kanker mereka juga harus menunggu, yang seharusnya mereka tak harus menunggu dan dapat tertangani dengan cepat,” tuturnya.
Sebelumnya, dr Natalina, berdasarkan data dari tahun 2018 dari sentra Thalasemia, ada 750 penderita Thalasemia yang masih melakukan tranfusi rutin di rumah sakit Zainal Abidin.
“Artinya kalau satu orang memerlukan satu sampai tiga kantong darah, maka paling tidak setiap bulan kita harus membutuhkan 1500 kantong darah untuk memenuhi pasien thalasemia. Itu belum lagi kepada paisen korban kecelakaan dan pendarahan karena melahirkan,”jelasnya.
Secara logika, kata Natalina, seharusnya UTD PMI Tangerang memohon darah ke DKI Jakarta atau ke Jawa Barat yang bersebelahan dengan daerah itu. karena seharusnya PMI Banda Aceh memprioritaskan kebutuhan darah di daerah sekitar, seperti Medan, Sumatera Utara; yang sering mengeluh karena kekurangan stok darah.
“Apalagi Medan merupakan wilayah rujukan dari Pekan Baru, Aceh dan sekitarnya,” ujar Natalina.
“Saya sendiri sudah 2 kali mendapati hal tersebut (stok darah yang akan dikirim ke Tengerang) dalam dipacking di dalam box dan siap dikirim,” tuturnya lagi
“Kita ketahui bahwa kebutuhan darah di Aceh sangat banyak, karena itu minta polisi untuk mengusut tuntas pengiriman darah dari PMI Banda Aceh apakah ada indikasi kesalahan SOP atau tidak,” kata Ismawardi menanggapi terkait pemberitaan pengiriman darah dari PMI Banda Aceh.[Irwansaputra]
Editor : Barlian
Terima Kasih Telah Membaca, Silahkan di Share ke yang Lain
Tinggal Komentar Anda