Habanusantara.net – Pemadaman listrik yang nyaris dua hari penuh di Banda Aceh dan sejumlah wilayah lain di Aceh membuat masyarakat resah
Anggota DPRK Banda Aceh, Faisal Ridha, mendesak PT PLN (Persero) tidak hanya meminta maaf, tapi juga bertanggung jawab dengan memberikan kompensasi kepada masyarakat yang dirugikan akibat pelayanan PLN dalam dua hari ini.
Menurut Anggota Komisi III DPR Kota Banda Aceh ini, kondisi blackout yang terjadi sejak dua hari terakhir bukan sekadar soal mati lampu. Dampaknya jauh lebih serius.
Aktivitas ekonomi masyarakat terganggu, pelaku UMKM menjerit karena usaha mereka lumpuh, bahkan banyak peralatan elektronik rumah tangga yang rusak akibat listrik hidup-mati secara tidak stabil.
Tidak hanya itu, anak anak tidak bisa belajar pada malam hari, juga sulit tidur akibat kepanasan, tapi pagi harinya tetap harus berangkat sekolah.
“Pemadaman sudah lebih dari 24 jam. Namun, sampai sekarang PLN belum juga memberi penjelasan yang layak. Banyak orang tua mengadu, anak-anak mereka tidak bisa tidur karena panas. Besoknya sekolah dalam kondisi lemas. Belum lagi mereka tidak bisa belajar malam karena listrik mati. Ini bukan soal sepele,” tegas Faisal, Selasa (30/9/2025)
Ia menilai, pelayanan PLN kerap menekan pelanggan soal tagihan, namun giliran pelayanan yang terganggu, yang dirugikan masyarakat.
“Jangan hanya tagihan pelanggan yang ditekan, PLN juga harus memberi kompensasi setimpal. Kalau perlu gratiskan tagihan listrik bulan ini atau berikan token gratis. Itu baru namanya tanggung jawab,” ujarnya.
Ia berharap PLN tidak menutup mata. Apalagi kerugian masyarakat akibat listrik padam ini tidak kecil.
UMKM kehilangan omset, usaha berbasis digital terhenti, hingga anak-anak sulit belajar di malam hari.
“Faisal berharap PLN hadirkan solusi nyata. Masyarakat sudah cukup sabar, sekarang saatnya PLN menunjukkan itikad baik,” pungkas Faisal Ridha.[is]




















