Habanusantara.Net – Dalam rangka menyemarakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia 2025, berbagai hiburan rakyat pun di selenggarakan oleh Muspika, Aparat Kampung dan masyarakat Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah.
Pagelaran itu dilaksanakan selain sebagai hiburan rakyat juga untuk mempersatukan segala etnis yang ada di Kecamatan Bandar untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa untuk merebut kemerdekaan.
Masyarakat disana pun mengemas kemerihan menyambut kemerdekaan ke 80 Republik Indonesia dengan menampilkan berbagai hiburan rakyat dan pagelaran.
Hiburan rakyat telah dilaksanakan sejak, 14 hingga 18 Agustus 2025 menyedot perhatian masyarakat bukan hanya dari Kecamatan Bandar namun banyak warga dari Kecamatan lain untuk hadir menyaksikan pagelaran yang begitu meriah.
Seperti acara Karnaval, Gerak Jalan Santai, Pentas Seni Budaya seperti Didong, Debus, Jaran Kepang atau Kuda Lumping, Reok Ponorogo, Tarik Tambang, dan Panjat Pinang menyemarakan kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 Tahun itu.
Animo masyarakat begitu terasa untuk hadir menyaksikan pegelaran it, bahkan mereka menyempatkan diri untuk hadir menyaksikan hiburan rakyat meski di tengah aktivitas mereka yang padat.
“Sudah menjadi tradisi setiap memperingati HUT RI di Kecamatan Bandar selalu di meriahkan dengan beragam pagelaran, mulai dari seni budaya, dan perlombaan,”kata Agus salah satu warga setempat, Ahad (17/8/2025).
Uniknya lagi, kata Agus, kesenian yang ditampilkan tahun ini tidak hanya Didong Gayo dan Jaran Kepang namun juga ada Debus sehingga tidak ada perbedaan seni budaya antar etnis di Kecamatan Bandar.
Ini tidak terlepas dari peran Forkopimcam, dan masyarakat setempat yang solid dalam mempertahankan kekompkan meski masyarakat di Kecamatan Bandar warganya itu majemuk.
Sementara itu, Reje Kampung Puja Mulia, Kecamatan Bandar, Hasanuddin kepada media ini mengatakan, melalui pagelaran seni budaya kuda lumping dan Reok Ponorogo dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan persatuan warga setempat.
Sebab, jaran kepang atau kuda lumping memiliki makna simbolis yang mendalam dimana, tarian ini merepresentasikan semangat heroisme dan perlawanan.
“Ini juga sering dikaitkan dengan perjuangan pangaran Diponegoro melawan penjajah. Justru itulah seni budaya jaran kepang dan reak Ponorogo itu kita tampilkan untuk memotivasi semangat generasi kita,”ujarnya.
Hasanuddin menerangkan, pagelaran seni budaya kuda lumping ini juga dukungan dalam pelestarian budaya yang ada di Indonesia, terkhusus di Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh.
Penampilan Reok Ponorogo di persembahkan oleh Singo Turonggo dari Kampung Suka Makmur, Kecamatan Wih Pesam, Pendowo Limo dari Purwosari, Seranting Tajuk dari Pondok Baru, Turonggo Dewo dari Wonosari, dan Panji Yuwana Tejamurti dari Blang Pulo, Kecamatan Bandar.
Pagelaran seni budaya tersebut dilaksanakan di Lapangan Mulia Jaya, Kampung Simpang Utama, Kecamatan Bandar, pada Minggu, 17 Agustus 2025 mulai pukul 14.00 hingga 18.30 Wib.[]