Merince Kogoya, finalis Miss Indonesia 2025 asal Papua Pegunungan, didiskualifikasi usai video lawasnya mengibarkan bendera Israel viral di media sosial. Publik terbelah, ini respons penyelenggara dan netizen.
Habanusantara.net— Ajang Miss Indonesia 2025 mendadak diwarnai kontroversi setelah perwakilan dari Papua Pegunungan, Merince Kogoya, didepak dari kompetisi usai video lamanya yang menunjukkan dukungan terhadap Israel viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Merince terlihat menari sambil mengibarkan bendera Israel bersama sejumlah orang, yang langsung memicu reaksi publik secara luas.
Merince, 20 tahun, melalui unggahan pribadinya menyatakan kecewa atas keputusan Yayasan Miss Indonesia (YMI).
Ia merasa upayanya selama empat bulan terakhir dalam mempersiapkan diri mengikuti kontes nasional itu menjadi sia-sia. “Saya sangat sedih. Segala usaha saya terbuang begitu saja hanya karena keyakinan pribadi saya yang dipersepsikan berbeda,” tulis Merince dalam pernyataannya.
Konten yang menjadi sorotan tidak hanya memperlihatkan pengibaran bendera Israel, tetapi juga pernyataan Merince dalam unggahannya yang menyuarakan dukungan secara eksplisit.
Baca juga : Polda Aceh Gelar Upacara Pelaporan Kenaikan Pangkat Ratusan Personel
“Giat bagi Sion, setia bagi Yerusalem, berdiri bagi Israel, bangkit bagi negeri dan menuai bagi bangsa-bangsa,” katanya dalam video yang kini telah menyebar luas di berbagai platform media sosial.
Yayasan Miss Indonesia (YMI) dikabarkan mengambil langkah cepat dengan memulangkan Merince pada Minggu malam (30/6/2025), menyusul tekanan publik yang semakin meningkat.
“Miss Papua Pegunungan yakni Merince Kogoya dikabarkan telah dipulangkan kemarin malam dan tidak lagi melanjutkan kompetisi di Miss Indonesia 2025,” tulis sebuah akun resmi penyelenggara dikutip Habanusantara.net.
Keputusan tersebut langsung membelah opini publik. Sejumlah netizen memuji langkah tegas YMI, menyebutnya sebagai bentuk kepedulian terhadap isu global dan menjaga sensitivitas publik di tengah konflik yang masih berlangsung antara Israel dan Palestina.