Headline

Gubernur Aceh Pilih Berobat ke Singapura? Praktisi Pertanyakan Kualitas Pelayanan RSUDZA

×

Gubernur Aceh Pilih Berobat ke Singapura? Praktisi Pertanyakan Kualitas Pelayanan RSUDZA

Sebarkan artikel ini
Teuku Iskandar Faisal (TIF), seorang akademisi dan praktisi kesehatan
Teuku Iskandar Faisal (TIF), seorang akademisi dan praktisi kesehatan

Habanusantara.net,- Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, memutuskan untuk berobat ke Singapura sejak 1 Mei 2025. Keputusan itu memunculkan pertanyaan dari berbagai pihak, termasuk Teuku Iskandar Faisal (TIF), seorang akademisi dan praktisi kesehatan yang tinggal di Kota Langsa.

TIF mempertanyakan kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) yang selama ini dianggap sebagai rumah sakit rujukan utama di Aceh.

“Kenapa sampai Gubernur harus ke Singapura? Apakah pelayanan RSUDZA kurang memadai?” ujar TIF pada 14 Mei 2025. Menurut TIF, RSUDZA, yang memiliki status rumah sakit tipe A Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI, seharusnya mampu menangani berbagai kasus medis, termasuk yang kompleks.

RSUDZA dikenal sebagai rumah sakit terbesar di Aceh dan memiliki fasilitas medis yang lengkap, seperti rawat jalan, rawat inap, layanan gawat darurat, radiologi, laboratorium, dan rehabilitasi medis. “RSUDZA sudah berusia 46 tahun dan memiliki pengalaman yang matang dalam memberikan pelayanan medis. Saya sendiri pernah merasakan pelayanan di RSUDZA dan fasilitasnya sudah sangat baik,” tambah TIF.

Sebagai rumah sakit pendidikan, RSUDZA juga berfungsi untuk mendidik calon dokter, spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. “Sebagai rumah sakit pendidikan, RSUDZA sudah melalui berbagai penilaian dan akreditasi, yang menunjukkan kualitasnya,” ujarnya.

TIF berharap, seharusnya pimpinan daerah seperti Gubernur harus memberikan contoh dengan berobat di Aceh, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan di RSUDZA. “Jika para pemimpin berobat di Aceh, masyarakat akan semakin yakin dengan kualitas rumah sakit kita,” ungkapnya.

Fenomena banyaknya masyarakat Aceh yang memilih berobat ke negara tetangga, seperti Malaysia atau Singapura, memang menjadi sorotan. TIF menilai hal tersebut mungkin disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang lebih baik, biaya yang lebih terjangkau, dan pelayanan yang lebih ramah di luar negeri.

“Alasan orang Aceh berobat ke negara tetangga seringkali terkait dengan kualitas pelayanan yang lebih baik, dan ini menjadi pertanyaan terkait dengan kualitas pelayanan RSUDZA,” katanya.

TIF menegaskan, bahwa pendapatnya ini tidak ada kaitannya dengan situasi politik di Aceh. “Saya hanya mempertanyakan kualitas pelayanan di RSUDZA, tidak ada urusan dengan politik atau isu-isu lainnya,” tegasnya.

TIF juga mendoakan Gubernur Muzakir Manaf diberikan kesembuhan dan kesehatan, agar dapat melanjutkan tugasnya memimpin Aceh hingga 2030.

“Semoga Mualem diberikan kesehatan oleh Allah dan kembali ke Aceh, kita doakan bersama, aamiin,” tutupnya.[Mnw]

Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close