Wisata

Pucok Rebong: Motif Khas Kota Langsa dengan Makna Mendalam yang Kini Jadi Ikon Sejarah

×

Pucok Rebong: Motif Khas Kota Langsa dengan Makna Mendalam yang Kini Jadi Ikon Sejarah

Sebarkan artikel ini

Habanusantara.net, Pucok Rebong, motif khas Kota Langsa, kini menjadi simbol yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat kota ini. Motif yang terinspirasi dari elemen alam dan budaya Aceh ini telah menjadi identitas Kota Langsa, yang dikenal dengan julukan “Kota Jasa.” Pucok Rebong, yang kini menjadi bagian dari kebanggaan masyarakat Langsa, memiliki sejarah panjang yang melibatkan pemikiran dan perjuangan seorang wanita bernama Cut Huzaimah (79).

Motif Pucok Rebong pertama kali diperkenalkan oleh Cut Huzaimah pada masa lalu, ketika ia masih bekerja sebagai karyawati di PTPN. Proses penciptaan motif ini tidaklah instan. Cut mengaku bahwa perjalanan lahirnya motif Pucok Rebong dimulai dari ketertarikannya untuk menggali sejarah Kota Langsa yang saat itu masih berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur. “Awal mula lahirnya motif Pucok Rebong ini memang panjang sekali. Saya kerjakan sejak masih bekerja di PTPN, dan terus mencari ide berdasarkan sejarah serta cerita rakyat,” kata Cut saat ditemui.

Motif Pucok Rebong memiliki berbagai elemen simbolis yang menggambarkan karakteristik masyarakat Aceh, khususnya Kota Langsa. Motif utama dalam desain ini mencakup Bungong Cikawe, Bungong Melati, Awan Berarak, dan Boh Timon. Setiap elemen dalam motif ini memiliki makna tersendiri.

Bungong Melati yang dilapisi benang emas menggambarkan kemegahan kerajaan, sedangkan benang merah yang membentuk garis melambangkan keberanian atau “Beuhee” dalam bahasa Aceh. Warna hijau, yang digunakan dalam beberapa bagian motif, mewakili agama atau religiusitas yang sangat kental di Aceh. Sedangkan warna hitam yang digunakan pada latar motif melambangkan kerakyatan, masyarakat yang bersatu dan solid.

“Pucok Rebong ini memiliki makna yang sangat dalam. Warna-warna dan bentuk-bentuk yang ada di dalamnya menggambarkan Nanggroe Aceh Darussalam, tempat di mana kami semua berasal,” jelas Cut dengan penuh semangat.

Namun, pada awalnya, motif Pucok Rebong tidak langsung diterima oleh masyarakat luas. Pada masa-masa awal pengenalannya, hanya kalangan tertentu yang mengenal dan menghargai desain ini. Kota Langsa pada saat itu belum memiliki identitas yang kuat setelah pemisahan diri dari Aceh Timur. Semua budaya dan ciri khas daerah tersebut terbawa ke Aceh Timur, sementara Kota Langsa mulai mencari simbol dan identitasnya sendiri. Pucok Rebong menjadi salah satu upaya untuk memberikan Kota Langsa ciri khas yang unik.

“Pada saat itu, Langsa belum memiliki identitas sendiri. Setelah pemisahan, kami merasa perlu menciptakan sesuatu yang bisa menggambarkan karakter dan sejarah Kota Langsa. Pucok Rebong menjadi salah satu simbol yang bisa mewakili kami,” ujar Cut mengenang masa-masa tersebut.

ta

 

Motif Pucok Rebong mulai dikenal lebih luas saat masa kepemimpinan Usman Abdullah (Toke Suum), yang menjadi figur penting dalam sejarah Kota Langsa. Ia mendorong penggunaan motif ini dalam berbagai acara resmi dan seremonial yang berlangsung di Langsa. Pucok Rebong semakin dikenal luas sebagai simbol kebanggaan warga Langsa, bahkan kini telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI), yang menunjukkan bahwa motif ini adalah hak cipta asli dari Kota Langsa.

Bagi pengunjung Kota Langsa, Pucok Rebong kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kota ini. Salah seorang pengunjung, Hafizd, mengungkapkan bahwa ia sering memesan langsung motif Pucok Rebong yang dijahit oleh Cut Huzaimah. “Pucok Rebong sudah menjadi ikon Kota Langsa. Selain Taman Bambu Runcing, motif ini juga menjadi simbol perjuangan yang sangat erat kaitannya dengan sejarah kami,” ujar Hafizd.

Taman Bambu Runcing, yang juga menjadi ikon Kota Langsa, memiliki kesamaan makna dengan Pucok Rebong, yakni sebagai simbol perjuangan dan semangat juang. “Pucok Rebong menjadi simbol baru yang identik dengan Bambu Runcing. Keduanya melambangkan perjuangan dan semangat dalam membangun Langsa,” tambah Hafizd.

Namun, meskipun Pucok Rebong telah dikenal di kalangan masyarakat, masih ada tantangan untuk mengenalkan motif ini kepada generasi muda. “Banyak anak muda sekarang yang belum tahu tentang Pucok Rebong. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengedukasi dan mengenalkan sejarah serta makna di balik motif ini,” kata Hafizd menutup percakapan.

Sebagai ikon budaya yang kini tak hanya mewakili Kota Langsa, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan persatuan, Pucok Rebong diharapkan dapat terus lestari dan dikenal lebih luas. Sebagai warisan sejarah yang begitu bernilai, Pucok Rebong patut dijaga dan dihargai oleh generasi mendatang.***

Tinggal Komentar Anda
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close