Habanusantara.net– Sebanyak 150 atlet dari tiga benua akan berpartisipasi dalam Aceh International Orienteering (AIO) yang digelar di Kota Sabang pada 6-8 September 2024. Event ini menjadi yang pertama kalinya diselenggarakan di Serambi Makkah dan memadukan promosi wisata dengan kompetisi olahraga navigasi.
Aceh International Orienteering merupakan olahraga yang menggabungkan kemampuan fisik dengan keterampilan navigasi.
Para peserta akan ditantang untuk menemukan rute terbaik di medan yang belum dikenal dengan bantuan peta dan kompas, dalam waktu secepat mungkin. Event ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh bekerja sama dengan Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) Aceh, dan merupakan bagian dari rangkaian acara Aceh Festival 2024 untuk menyemarakkan PON XXI.
“Orienteering ini adalah satu dari 21 event dalam Aceh Festival 2024. Kami berharap peserta bisa ikut mempromosikan pariwisata Aceh, khususnya Sabang, yang keindahannya telah diakui dunia,” ujar Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, T Hendra Faisal, Kamis (5/9/2024).
Dengan konsep “sport tourism”, acara ini diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan, sekaligus memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal dan pariwisata.
Aceh International Orienteering juga memberikan pengalaman unik bagi peserta karena mereka akan melintasi objek wisata ikonik Sabang, sehingga semakin memperkuat citra Sabang sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Ketua FONI Aceh, Abdul Mukti, menyatakan bahwa atlet dari negara-negara seperti Malaysia, Amerika, Thailand, Filipina, Gambia, Libya, dan India telah tiba di Aceh sejak Rabu (4/9/2024).
Sementara itu, atlet nasional dan lokal dijadwalkan tiba di Banda Aceh dan berangkat ke Sabang pada Jumat pagi.
Selama kompetisi, peserta akan menggunakan peta dan kompas sebagai alat bantu navigasi untuk menemukan titik-titik “check point”.
Mereka juga akan dilengkapi dengan SI Card (Sport Identity Card) yang berfungsi sebagai alat untuk mencatat waktu di setiap pos.
Ada 12 kategori lomba yang diikuti oleh para atlet, baik pria maupun wanita, mulai dari perwakilan lokal Aceh hingga klub lari nasional dan komunitas pecinta alam. Atlet internasional berasal dari berbagai klub Orienteering profesional di tiga benua, yaitu Asia, Amerika, dan Afrika.
Mukti menjelaskan bahwa para peserta akan mengikuti dua jenis perlombaan, yakni *middle class* dan *sprint class*, yang masing-masing mengambil rute berbeda di Sabang.
“Rute ini tentu akan menantang dan memicu adrenalin, serta melewati beberapa objek wisata unggulan Sabang,” tambahnya. Mukti berharap bahwa AIO bisa menjadi agenda tahunan di Aceh dan semakin dikenal di tingkat internasional.***