Habanusantara.net – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, melakukan takziah ke rumah duka almarhum Syarbaini bin Tgk Ishak, mertua dari Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Aceh, Kamaruddin Abubakar atau yang akrab disapa Abu Razak.
Takziah berlangsung pada Rabu malam 19 Juni 2024 di Gampong Trueng Campli. Kehadiran Pj Gubernur Bustami Hamzah turut didampingi oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Zulfadli, serta Anggota DPRA Ihsanuddin dan sejumlah pejabat Aceh lainnya.
Kehadiran Pj Gubernur dan Ketua DPRA untuk menyampaikan rasa duka cita mendalam atas meninggalnya almarhum Syarbaini bin Tgk Ishak, sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga besar Abu Radak.
Dari Trueng Campli, rombongan Pj Gubernur dan para pejabat beranjak ke Bireuen untuk menjenguk Ketua DPRA yang juga berada di Gampong Lancok, Kecamatan Glumpang Tiga.
M Gade, Plt Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, menjelaskan bahwa kunjungan Pj Gubernur ini tidak hanya sebagai wujud simpati atas kehilangan yang dirasakan keluarga Abu Radak, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat semangat dan solidaritas di antara keluarga besar KONI Aceh.
“Kunjungan hari ini oleh Pak Gubernur adalah untuk menyampaikan duka cita yang mendalam serta untuk memperkuat secara moril keluarga besar Pak Kamaruddin Abubakar yang tengah berduka atas kepergian almarhum. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan untuk menjalin silaturrahmi menjelang Hari Raya Idul Fitri,” ujar M Gade.
“Sebagaimana yang selalu ditekankan oleh Pak Gubernur, pentingnya memelihara hubungan kebersamaan dalam mendukung berbagai program pembangunan di Aceh. Oleh karena itu, silaturrahmi yang terjalin baik ini sangat penting untuk memperkuat kebersamaan,” tambahnya.
Setelah menyantap hidangan khas lebaran, Pj Gubernur Bustami Hamzah, Ketua DPRA, serta anggota DPRA lainnya, melanjutkan silaturrahmi ke kediaman Ketua DPRA di Samalanga. Di sana, mereka menghabiskan waktu dengan berbincang santai dan ringan, mencermati berbagai isu terkini di Aceh.
Kunjungan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum, tetapi juga sebagai bagian dari upaya untuk menjaga solidaritas dan kebersamaan dalam menjalani proses pembangunan di Provinsi Aceh.