Habanusantara.net, Banda Aceh-Dalam rangka memperingatii Hari Anak Nasional (HAN) 2022, Dinas Kesehatan Aceh bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh menggelar serial Webinar kesehatan Anak bagi peserta umum dan tenaga kesehatan selama 3 hari pada 23-25 Juli 2022 dikantor Dinas kesehatan Aceh. .
Kegiatan yang didukung oleh organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Aceh, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Aceh, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) cabang Aceh, UNICEF dan Flower Aceh sebagai lembaga pelaksana
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 bertajuk “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.
Dalam sambutannya, Ketua IDAI Aceh, dr Syafruddin Haris, Sp. A (K) menyampaikan beberapa topik yang diangkat dalam webinar kali ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan keseharian perawatan anak di rumah dan permasalahan kesehatan yang masih menjadi tantangan di Aceh.
“Tantangan itu seperti penanganan demam dan kejang, perawatan bayi baru lahir termasuk bayi premature dan bayi kecil, juga mengenai COVID-19 dan imunisasi,”sebutnya.
dr. Syafruddin berharap dengan adanya kegiatan ini orang tua dapat memiliki pengetahuan mengenai keadaan anak yang memerlukan pertolongan medis segera dan bagaimana perawatannya di rumah.
“Untuk tenaga kesehatan juga diharapkan mendapatkan update pengetahuan dalam penatalaksanaan penyakit dengan lebih baik,”ungkapnya.
Kasie Kesga Gizi Dinas Kesehatan Aceh, dr. Dara Juliana, yang membuka kegiatan serial webinar kali ini mengatakan, Hari Anak Nasional 2022 merupakan momentum pengingat kita untuk memenuhi hak anak akan kesehatan.
“Anak-anak memegang peranan penting dalam membangun Indonesia. Anak-anak kita diharapkan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang sehat, cerdas, menjadi generasi emas, unggul dan berkarakter baik,”ucapnya.
dr Dara Juliana menambahkan, banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dan tenaga kesehatan agar harapan tersebut tercapai, yaitu dengan melakukan perawatan sejak bayi baru lahir.
“Tentunya pencegahan terhadap terjadinya penyakit melalui imunisasi, dan khususnya masih di dalam situasi pandemik Covid-19, agar kita semua tetap menerapkan protokol kesehatan, memakai masker dan mendapatkan vaksinasi,”paparnya.
Ia Juga menjelaskan bahwa, dalam beberapa dekade terakhir, telah ada kemajuan yang signifikan dalam mengurangi kematian bayi dan anak, berkat upaya yang masif dari pemerintah, tenaga medis, dan pihak yang terkait, termasuk para orang tua.
“Tahun 1990 an hingga 2020 an, angka kematian bayi dan anak di Indonesia turun hampir setengahnya. Tetapi, secara jumlah, bayi dan anak yang meninggal masih dalam jumlah yang besar, dimana kebanyakan disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah atau diobati, seperti misalnya penyakit menular dan akibat komplikasi selama kehamilan atau persalinan,”ungkapnya.
Selanjutnya, beliau menuturkan, upaya pemenuhan kesehatan anak juga tidak hanya mengandalkan pengobatan dan perawatan terhadap anak yang sedang sakit, namun yang juga penting bagaimana mencegah penyakit dengan upaya pencegahan seperti pola hidup bersih sehat, gizi seimbang, dan imunisasi.
Kepala UNICEF Perwakilan Aceh, Andi Yoga Tama, dalam sambutannya menyampaikan, Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola kehidupan anak sehingga mengalami berbagai persoalan antara lain penyesuaian anak dalam kehidupan bermasyarakat, belajar, dan pemanfaatan waktu luang.
“Walaupun di situasi pasca pandemi, anak tetap harus diupayakan terpenuhi haknya, untuk terus hidup, tumbuh dan berkembang dengan sehat dan gembira, penuh kreativitas dalam perlindungan keluarga,”terangnya. .
Andi Yoga juga menegaskan, perlindungan keluarga terhadap anak sebagai motivasi bahwa pandemi tidak menyurutkan komitmen untuk tetap memastikan anak-anak tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan. (Akbar)
.