Berita

Pemerintah Aceh Kembali Memfasilitasi Pemulangan Nelayan Aceh Yang Sempat Ditahan di Myanmar

×

Pemerintah Aceh Kembali Memfasilitasi Pemulangan Nelayan Aceh Yang Sempat Ditahan di Myanmar

Sebarkan artikel ini

Yusrizal menuturkan, sebelumnya Jamaluddin telah menjalani aturan protokol kesehatan dengan hasil negative Covid-19. “Jamaluddin setibanya di Jakarta diwajibkan mengikuti aturan protokol kesehatan yaitu karantina WNI dalam perjalanan International selama 5 (lima) hari dan melakukan tes PCR Covid-19, Alhamdulillah hasilnya negatif dan hari ini tiba di Aceh” kata Yusrizal.
Ia juga berpesan agar apa yang di alami oleh jamaludin menjadi pembelajaran penting bagi kawan-kawan nelayan lainnya disamping juga Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinsos Aceh serta instansi terkait lainnya terus mensosialisasikan aturan-aturan yang berlaku bagi nelayan di saat mencari ikan di perairan luas
“Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua juga kepada para nelayan untuk senantiasa menjaga tapal batas negara saat pergi melaut, sehingga kejadian yang sama tidak terulang kembali di kemudian hari, Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial tentu akan senantiasa mensosialisasikan tapal batas wilayah yang bisa melaut kepada para nelayan Aceh,” ajak Yusrizal.
Sementara itu, Jamaludin yang merupakan ayah dari 2 orang anak itu merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan pemerintah saat proses pemulangan berlangsung.
”Alhamdulillah pemulangannya sangat memuaskan, saya juga berterima kasih pada KBRI yang ada di Yangon dan saya berterima kasih juga kepada pemerintah Aceh atas semua aktivitasnya dalam pemulangan saya,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan rasa bahagia nya bisa berkumpul kembali dengan keluarga di Bulan suci Ramadhan ini. “Saya sangat senang dan bahagia karena bisa pulang dan berkumpul kembali ke tempat anak dan istri,” katanya.
Saat ditanya apa yang menyebabkan jamaludin dan kawan-kawan nelayan lain bisa tertangkap bersalah, dia menyampaikan bahwa mereka tidak tau menau mengenai teritorial wilayah tapal batas perairan laut selama ini.
“Kami nelayan tradisional, jadi kami tak tahu apa-apa dalam dalam hal wilayah, jadi menurut orang-orang Myanmar kami melewati batasan laut mereka dalam mencari ikan,” kata Jamaluddin.
Selanjutnya ia juga berpesan kepada kawan-kawan nelayan lain untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama yang telah ia lakukan.
“Pesan saya, cukup lah saya yang mengalami hal ini, jangan terulang lagi Kejadian ini kepada teman-teman saya yang lain” ia juga menegaskan pesannya kepada kawan-kawan nelayan lain untuk mempelajari aturan-aturan dalam mencari ikan di perairan laut luas terutama tentang batas-batas wilayah.
“Bagi kawan-kawan (nelayan) yang tidak tahu, tolong di tanyakan kepada yang tahu, belajarlah agar kedepannya lebih baik, karena jika tidak akibatnya akan menyakitkan untuk kita dan juga keluarga kita” tutup pria paruh baya tersebut.
Pada hari yang sama pula minggu (02/05) Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinsos Aceh akan segera mengantarkan langsung nelayan tersebut ke kediamannya di Aceh Timur.
“Ini merupakan bulan yang baik dan hari yang baik bahkan menjelang Idul Fitri Ramadhan ini merupakan momen yang terbaik juga bagi yang bersangkutan dan bagi kita semua, setelah yang bersangkutan sekian lama meninggal kan keluarga dan terpisah dengan keluarga” tutup nya[adv]
Terima Kasih Telah Membaca, Silahkan di Share ke yang Lain
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
close