Banda AcehNews

Program Alternatif Development Disambut Baik

×

Program Alternatif Development Disambut Baik

Sebarkan artikel ini

Program GDAD di Provinsi Aceh yang di desain adalah program khusus untuk mengubah dan mengubah tanaman menjadi tanaman produktif dan mengubah penanam ganja menjadi petani produksi unggulan diberbagai sektor pertanian.

Kondisi yang diharapkan dengan munculnya GDAD 2016-2025 ini adalah terwujudnya Aceh yang bersih dari produksi ganja dan sejahtera. Melalui GDAD ini, BNN, K / L, Pemerintah Aceh, dunia usaha dan komponen dapat bersinergi dalam pengembangan sosial budaya, menegakkan lingkungan dan ketertiban, menjaga lingkungan dan hutan serta meningkatkan ketahanan pangan dan membangun agrowisata di Provinsi Aceh, khususnya di tiga kabupaten sebagai proyek percontohan GDAD.

Menurut Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN RI Irjen Pol. Dunan Ismail Isja, MM dengan dikeluarkan Inpres No 6 tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan, Penyiaran dan Peredaraan Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, merupakan dorongan tenaga baru untuk penumpasan narkoba di Indonesia, termasuk juga lembaga pendidikan, provinsi dan kabupaten untuk Aktif dalam Pencegahan dan Pemberantasan, Penyiaran dan Peredaraan Gelap Narkoba (P4GN), dan sudah ada rencana aksi 2018 hingga 2019 yang akan disampaikan ke kementerian lembaga.
Nanti akan dievaluasi dan melaporkan ke Presiden dengan koordinasi Kemenpolhumkam. “Akhir tahun ini akan ada aksi dan evaluasi. Semua kementerian lembaga dilibatkan dan ini energi yang cukup besar untuk menumpaskan narkoba di Indonesia, ”katanya.
Terkait daerah Aceh yang dijadikan sebagai proyek percontohan BNN dalam GDAD, Irjen Pol. Dunan mengatakan GDAD yang mengajak masyarakat di beberapa wilayah di Aceh Besar, Gayo Lues, Bireuen, termasuk di Pidie yang GDAD secara mandiri untuk beralihkan yang dulu tanam ganja ke tanaman lain seperti jagung, kopi atua tanaman lain.
“Seluruh kementerian lembaga dapat membantu GDAD dengan berbagai program dan menjadi motor, dan program ini untuk menggerakkan masyarakat seperti di Pidie,” katanya.

Provinsi Dukung

Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah sebutkan, untuk membahas masalah narkotika di Indonesia pada umumnya, dan khususnya di Aceh dan juga diperlukan program alternatif Pembangunan Alternatif yang disusun dalam sebuah alternatif Grand Design Alternative Development yang bertujuan untuk mengubah tanaman narkotika dan mengubah profesi penanam ganja menjadi petani dalam produksi unggulan.
“Karena kesalahan produksi secara bertahap dan multidimensi merugikan bangsa, baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya, dan ketahanan bangsa,” ujar Nova beberapa tahun lalu.
Menurutnya, menghindari dan menghadang ganja dari Aceh untuk tidak menyebar ke seluruh Indonesia akibat produksi dan berlaku ganja di mana-mana.
Pemerintah Aceh dengan program Aceh Troe dan Aceh Meugoe sangat konsen pada upaya mensejahterakan masyarakat melalui pertanian dan perkebunan, Masyarakat untuk membina Masyarakat yang selama ini terlibat dalam penanaman akan dibimbing untuk menanam tanaman lain yang produktif, halal dan menjanjikan secara ekonomi
Karena itu diakui gubernur, tujuan dari Grand Desain Alternatif Pembangunan (GDAD) adalah mengentaskan produksi ganja di provinsi Aceh terutama di tiga Kabupaten di Aceh sebagai daerah paling banyak ditemukan ladang ganja.
“Program fokus ini terdapat di tiga wilayah, masing-masing Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Bireuen, karena tiga daerah inilah yang paling banyak ditemukan tanaman ganjanya,” lanjutnya lagi.


AD Hilangkan Tanaman Ganja

Bupati Gayo Lues, H Muhammad Amru Memenuhi dengan adanya program Pengembangan Alternatif yang di pusatkan di Gampong Agusen, Gayo Lues. Wilayah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil ganja.
Saat ini ada sekitar 900 orang masyarakat Gayo Lues yang ditemukan karena kasus narkotika dan 1.800 orang yang menjadi buron. Dengan adanya program Pengembangan Alternatif ini diharapkan agar penanaman ganja di Aceh dapat dihilangkan. Masyarakat memberikan pemahaman tentang pembuatan alternatif untuk pertanian dan tanaman agar dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.
Follow Berita Habanusantara.net lainnya di Google News
News

Sigli. Habanusantara.net, Memorial Living Park tersebut diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Republik Indonesia Yusril Ihza Mahendra, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia…

close