Habanusantara.net – Persebaya Surabaya harus menelan pil pahit di hadapan ribuan Bonek yang memadati Stadion Gelora Bung Tomo.
Bermain di kandang sendiri dalam laga uji coba pramusim, tim berjuluk Bajol Ijo tumbang dari tamunya, PSIM Yogyakarta, dengan skor tipis 0-1.
Gol semata wayang dari Ezequiel Vidal pada menit-menit akhir pertandingan jadi pembeda sekaligus mimpi buruk untuk tim tuan rumah yang tampil kurang menggigit sepanjang laga.
Atmosfer laga begitu panas sejak peluit pertama dibunyikan.
Suporter setia Persebaya memberikan dukungan penuh, menciptakan atmosfer magis di tribun. Tapi di lapangan, cerita tak seindah semangat para pendukung.
Persebaya tampil kurang kreatif dan beberapa kali kehilangan arah serangan, meski sempat mendominasi penguasaan bola di babak pertama.
PSIM justru tampil lebih efektif. Tim asal Yogyakarta itu memang datang bukan untuk sekadar mengisi jadwal uji coba.
Mereka tampil rapi, disiplin, dan sesekali melakukan tusukan-tusukan tajam dari sisi sayap.
Skema serangan balik cepat beberapa kali merepotkan barisan belakang Persebaya yang tampak belum solid.
Masuk babak kedua, Persebaya mencoba melakukan sejumlah pergantian pemain.
Nama-nama seperti Paulo Henrique dan Wildan Ramdhani dimasukkan untuk menambah daya gedor.
Namun sayangnya, koordinasi antar lini masih belum padu.
Banyak umpan terbuang percuma, bahkan nyaris tak ada peluang emas yang bisa membahayakan gawang lawan.
Di sisi lain, PSIM tak mau kalah dalam hal semangat bertanding.
Meski tidak terlalu dominan dalam penguasaan bola, mereka menunjukkan efektivitas luar biasa dalam membaca celah.
Dan puncaknya terjadi di menit 88. Saat banyak yang mengira laga akan berakhir imbang, Ezequiel Vidal muncul sebagai pahlawan.
Berawal dari skema bola mati, pemain asal Argentina itu menyambar bola liar di dalam kotak penalti dan menceploskan bola ke gawang Persebaya yang dijaga Ernando Ari.
Stadion mendadak senyap. Gol itu meruntuhkan harapan tuan rumah untuk setidaknya menutup laga dengan hasil seri.
Para pemain Persebaya tampak frustrasi, sementara pemain PSIM merayakan gol penuh semangat — seolah itu adalah partai final.
Skor 0-1 bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.
Usai pertandingan, pelatih Persebaya Uston Nawawi tak bisa menutupi kekecewaannya.
Dalam konferensi pers singkat, ia mengakui bahwa timnya masih banyak pekerjaan rumah sebelum kompetisi resmi dimulai.
“Kami akui PSIM bermain bagus malam ini. Kami masih punya waktu untuk evaluasi. Yang jelas, koordinasi di lini depan dan pertahanan masih jadi perhatian,” ucap Uston.
Sementara itu, pelatih PSIM Kas Hartadi tampak sumringah.
Ia memuji kerja keras anak asuhnya yang tampil berani dan disiplin, serta tak ciut meski bermain di hadapan publik Surabaya.
“Kemenangan ini penting untuk membangun mental. Anak-anak tampil percaya diri, dan gol Vidal jadi buah kerja keras semua lini,” ujarnya bangga.
Kekalahan ini jelas jadi peringatan dini bagi Bajol Ijo.
Meski masih dalam fase pramusim, performa yang kurang greget di kandang sendiri tentu memicu tanya besar di benak para pendukung.
Apalagi kompetisi Liga 1 sudah di depan mata, dan ekspektasi pada Persebaya selalu tinggi tiap musimnya.
Di sisi lain, PSIM bisa pulang ke Yogyakarta dengan kepala tegak.
Bukan hanya karena kemenangan, tapi juga karena mereka berhasil menunjukkan identitas permainan yang rapi dan progresif — hal yang dibutuhkan untuk menatap Liga 2 musim ini dengan optimisme baru.
Untuk Persebaya, waktu tak banyak. Pramusim seharusnya menjadi ajang pembentukan karakter dan pemantapan taktik.
Namun jika tak segera bangkit dan memperbaiki detail kecil yang terlihat di laga ini, bukan tak mungkin awal musim nanti akan berjalan tak sesuai harapan.[]




















